VIVA – Tugu Kujang merupakan sebuah lambang atau ikon dari Kota Bogor yang mungkin sudah dikenal oleh semua orang. Seperti yang kita ketahui bahwa semua daerah di Indonesia memiliki lambang atau ikon kotanya sendiri yang menjadi ciri khas. Lambang ini umumnya akan terletak di tengah kota dan menjadi kejayaan yang mencirikan sebuah kota beserta sejarah di masa lampau. Sama seperti kota hujan ini yang memiliki Tugu Kujang yang dibumbui dengan moto khas yaitu “Dinu Kiwari Ngancik Nu Bihari Seuja Ayeuna Sampeureun Jaga”. Moto yang dituliskan pada bagian bawah tugu ini tentu saja mempunyai arti yaitu “Apa Yang Dilakukan Hari Ini Dan Esok Harus Lebih Baik Dari Hari-hari Sebelumnya”. Sebagai ciri khas dari kota Bogor, tugu ini tampak sangat megah dan jaya dengan warna putih yang mendominasi. Diketahui bahwa motto ini berasal dari sebuah prasasti Lingga dan Batutulis di Kerajaan Pajajaran yang pada saat itu dipimpin oleh Sri Baduga Maharaja Ratu Adil. Nah, berikut ulasan selengkapnya tentang Tugu Kujang yang disadur dari berbagai sumber. Ornamen Tugu Kujang Tugu Kujang Lokasi berdirinya tugu yang sangat mewah ini berada di pusat Kota Bogor dan mempunyai ukuran yang tinggi yaitu mencapai 25 meter serta terletak di sebuah lahan dengan luas mencapai 26 x 23 meter. Dengan berbalut ornamen kujang yang berdiri di atas puncak, tugu ini mempunyai berat yang mencapai 800 kg dengan tinggi sekitar 7 meter. Ornamen kujang tersebut terbuat dari bahan stainless steel yang dilapisi dengan perunggu serta kuningan. Menurut perkiraan, pembangunan tugu kujang ini menghabiskan dana yang mencapai Rp80 juta dan menghadap ke arah Istana Kepresidenan Bogor. Sejarah Tugu Kujang Tugu Kujang Nama kujang tersebut berasal dari nama sebuah senjata pusaka tradisional dari masyarakat Sunda yang konon katanya mempunyai keistimewaan dan juga mempunyai kekuatan gaib. Pada zaman kerajaan Pajajaran atau sekira abad ke-14, pusaka kujang ini telah dikenal oleh masyarakat Sunda yang mempunyai fungsi sebagai alat pertanian. Maka dari itu, pusaka yang satu ini tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat Sunda tersebut terutama di masa pemerintahan Raja Prabu Siliwangi. Mayoritas masyarakat yang berada di daerah Jawa Barat juga mengenal benda ini dengan sebutan Pusaka Prabu Siliwangi. Tapi, ketika ada penjajah asing, senjata ini dipakai untuk melawan dan mengusir para penjajah itu. Pada zaman dahulu, masyarakat Indonesia, utamanya etnis Sunda belum mempunyai senjata yang mumpuni untuk melawan para penjajah yang membinasakan masyarakat. Walaupun demikian, hal ini ternyata menjadi bukti bahwa para pejuang kita bisa melawan para penjajah dan merebut kembali kekuasaan atas wilayah mereka meski hanya memakai senjata sederhana tersebut. Karena hal itu, kujang dijadikan sebuah simbol pusaka untuk masyarakat suku Sunda. Konon katanya, hingga saat ini senjata tradisional kujang masih bisa ditemui dan dipakai sebagai alat pertanian oleh masyarakat Baduy, Banten dan Pancer Pengawinan di Sukabumi, Jawa Barat. Tertera di dalam pernyataan naskah kuno Sanghyang Siksa Ng Karesian 1518 Masehi. Namun, ada juga di dalam tradisi lisan yang sudah berkembang di beberapa daerah. Ada sejumlah versi asal kata kujang tersebut, salah satu versi mengatakan bahwa kata kujang berasal dari bahasa Sunda kuno, yaitu “kudi” dan “hyang”. Kata “kudi” ini sendiri mempunyai arti sebagai senjata yang mempunyai kekuatan gaib, sementara “hyang” adalah Dewa. Selain itu, ada pula beberapa yang menghubungan dengan kata “ujang” dalam bahasa Sunda yang artinya adalah manusia. Kemudian memasuki abad ke-9 dan ke-12 hadirlah bentuk baru kujang yang sudah mempunyai keunggulan dan karakternya sendiri. Adanya perkembangan teknologi, budaya, sosial, dan ekonomi di masyarakat Sunda membuat kujang ini mengalami pergeseran bentuk, fungsi, dan makna. Alat kujang ini juga mulai berubah jadi senjata yang mempunyai nilai simbolik dan sakral. Senjata tradisional ini juga sangat berarti untuk masyarakat setempat di Jawa Barat dan khususnya untuk daerah Bogor. Guna menghormati sejarah itu, kemudian dibangun Tugu Kujang yang kokoh dan sampai saat ini dikenal sebagai ikon dari Kota Bogor yang mewah. Tugu Kujang ini dibangun sejak tanggal 4 Mei 1982 dan sejak dalam masa pemerintahan walikota Achmad kamu berlibur ke Kota Bogor, maka sempatkan untuk mengunjungi atau mampir melihat kemegahan dari landmark kota Hujan ini. Dahulu, Tuhu Kujang ini mempunyai latar belakang pemandangan indah Gunung Salak. Akan tetapi, saat ini akan cukup sulit untuk menyaksikan pemandangan indah Gunung Salak tersebut lantaran sudah terhalang oleh bangunan-bangunan lain, seperti hotel atau pusat perbelanjaan yang dibangun cukup tinggi sampai menutupi Gunung Salak. Lokasi Tugu Kujang Tugu Kujang Sampai saat ini, Tugu Kujang yang menjadi lambang kota Bogor berada di simpang tiga jalan raya Pajajaran, Otista, dan Baranangsiang. Belum lengkap rasanya bila kamu berlibur ke Bogor bila belum mendatangi lokasi yang ada tugu atau ikon bersejarah tersebut. Kamu tidak usah khawatir lantaran untuk melihat ikon Kota Bogor ini kamu tidak akan dikenakan biaya masuk alias gratis, kapanpun kamu dapat melihat ikon ini. Apalagi kalau malam hari, lokasinya akan tampak semakin indah lantaran ada lampu-lampu yang menghiasi sekitar lokasi. Akses Menuju Tugu Kujang Tugu Kujang Untuk mendatangi ikon terkenal di Kota Bogor ini, terdapat dua akses yang bisa ditempuh oleh para pengunjung. Pertama bila kamu berasal dari Stasiun Bogor, maka bisa naik angkot berwarna merah dengan No. 03, kemudian kamu turun di Botani Square. Kedua, bila kamu berasal dari terminal Baranangsiang, kamu bisa jalan kaki menuju Tugu Kujang karena jarang tugu dengan terminal sangat dekat. Ganjar Disematkan Gelar 'Warga Kehormatan Masyarakat Sunda', Ini Sebabnya Warga Tanah Pasundan diwakili sejumlah inohong sosok Sunda, menyematkan gelar apresiasi 'Warga Kehormatan Masyarakat Sunda', kepada Ganjar Pranowo. 14 Mei 2023
KBRN Bogor : Peringatan HUT Kemerdekaan RI di Kota Bogor dilakukan berbeda dengan daerah lain. Sebelum prosesi penaikan bendera 17 Agustus, didahului dengan Doa Bersama Tokoh Lintas Agama. Bertempat di Tugu Kujang, acara yang diinisiasi Festival Merah Putih (FMP) dilaksanakan, Selasa
- Tradisi Ngumbah Kujang selalu dilakukan dalam rangkaian Hari Jadi Bogor HJB. Di usianya yang kini menginjak 541 tahun, Tugu Kujang kembali dibersihkan oleh segenap tim yang terdiri dari berbagai unsur pada Jumat 9/6/2023 pagi. Diantaranya personel dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Kota Bogor, Pemadam Kebakaran Damkar, anggota Yonif 315/Garuda didampingi para budayawan dan sesepuh Kota Bogor. Ngumbah Kujang juga disaksikan langsung Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Rachim. "Kang Tjetjep Thoriq yang menginisiasi mulainya mengumbah Kujang di tahun 90. Ini menjadi bagian dari tradisi kota Bogor di dalam rangka memperingati hari jadinya yang ke setiap tahun," ungkap Dedie Rachim. Kata Dedie, prosesi ini sempat terhenti imbas dari pandemi Covid-19. Namun dengan kondisi yang membaik ke depan, Dedie berharap tradisi ini bisa dilestarikan. "Tujuannya untuk mengenang dan mengingatkan betapa leluhur - leluhur kita punya satu visi mempersatukan bangsa melalui sebuah kesamaan simbol berupa Kujang," sahutnya. Simbol tersebut, masih kata Dedie, sebagai penguatan tali persaudaraan, menyatukan segala perbedaan, hingga menjadi simbol kesejahteraan. Kujang bukan menjadi alat untuk membunuh. "Maka dari itu, generasi muda kita harus mengenal tradisi ini. Tradisi Sunda, Jawa Barat, khususnya Bogor. Kita lestarikan ke depan sebagai bentuk warisan yang non-benda yang terus-menerus kita jadikan pengingat untuk membangun kesejahteraan masyarakat," ungkapnya. Untuk itu Dedie berpesan kepada generasi muda agar ikut terlibat dalam pelestarian tradisi ini. Tidak hanya selalu diisi oleh para pupuhu dan kasepuhan saja. Namun harus mampu ditransfer ke generasi muda.
TuguKujang. Hari itu sabtu malam, tanggal 21 di bulan Mei, mengingatkanku pada sebuah perjalanan di mana aku terdampar di Tugu Kujang. Bogor, 28 April pukul 21.30 aku bersama seorang perempuan berusia 18-19 tahun yang akan melakukan wawancara kerja di depan simbol kota hujan. Dia kemudian bertanya suatu daerah di Bogor padaku yang pertama kali
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Hari jadi Bogor yang jatuh pada tanggal 3 Juni 2023 telah membawa banyak cerita sejarah. Bogor yang memiliki ikon berupa Tugu Kujang kini berusia 541 tahun. Tugu Kujang merupakan senjata pusaka tradisional masyarakat Sunda. Pusaka ini sudah ada sejak abad 14 Masehi dan pada zaman dahulu digunakan sebagai alat pertanian serta digunakan untuk melawan penjajah, oleh sebab itu kini Kujang dijadikan ikon Kota memperingati Hari Jadi Bogor, para budayawan Bogor melakukan tradisi kegiatan rutin yaitu ngumbah Tugu Kujang. Tradisi ini dilakukan untuk merawat Tugu Kujang yang terletak di Jalan Padjajaran dan agar masyarakat sunda selalu mengingat sejarah yang terjadi pada masa lampau dan mengingat perjuangan leluhurnya. Sebagai kegiatan rutin, tradisi ini akan terus berjalan sebagaimana mestinya tanpa mengurangi esensi sesungguhnya. Ngumbah Kujang menjadi rangkaian prosesi dan upacara besar serta sakral untuk menyambut Hari Jadi Bogor kedepan. Budayawan Bogor Tiba di Cai Cikahuripan Kebun Raya Bogor. Sumber Dokumentasi Kebun Raya Bogor Ngumbah Kujang ini dilakukan memakai tujuh mata air yang salah satunya yaitu menggunakan mata air cikahuripan yang berada di Kebun Raya Bogor. Ritual Ngala Cai Cikahuripan dan Babakti di mata air Cikahuripan ini dilaksanakan pada hari Kamis 8 Juni 2023 yang diikuti oleh 60 budayawan Mitra Natura Raya sebagai mitra pengelola kebun raya Bogor turut serta berpartisipasi dalam kegiatan Ngumbah Kujang tersebut. Hal ini sebagai bukti bahwa PT MNR sangat peduli dan menjunjung tinggi nilai nilai sejarah dan budaya seperti tagline HUT Bogor yaitu Rumawat Pusaka Kota. Menjaga dan memelihara tradisi Budaya sebagai bentuk apresiasi kepada nilai nilai sejarah kebudayaan luhur yang harus terus hanya di Cai Cikahuripan, tradisi Ngumbah Tugu Kujang juga menggunakan mata air Cidangiang, Cibogor, serta mata air yang berada di Kawasan Gunung Salak. Untuk melakukan kegiatan ini, tentu saja tidak dilakukan oleh sembarang orang. Mencuci tugu yang memiliki tinggi 25 meter ini memerlukan tenaga dari ratusan orang dan juga membutuhkan peralatan serta orang khusus untuk melakukan pemanjatan tebing. Lihat Sosbud Selengkapnya
TuguKujang merupakan ikon kota Bogor yang bentuknya menyerupai sebuah senjata pusaka yang berasal dari Jawa Barat. Tugu Kujang dibangun pada 4 Mei 1982 pada masa pemerintahan walikota Achmad Sobana dengan biaya pembangunan mencapai 80 juta. [1] Tugu kujang kira-kira tingginya sekitar 25 meter dari permukaan tanah dengan seluas 26 meter x 23 meter.
PemkotBogor berencana menata kawasan Tugu Kujang dan sekitarnya, seperti Tepas Salapan Lawang Dasakerta hingga area Botani Square. Penataan tersebut dilakukan agar wilayah-wilayah tersebut bisa
Gejaladiabetes tak hanya sekadar sering berkemih pada malam hari. Gejala Diabetes Ini Jarang Dikenali, Biasanya Muncul di Kulit | Republika Online REPUBLIKA.ID
. gszyxsh253.pages.dev/871gszyxsh253.pages.dev/130gszyxsh253.pages.dev/210gszyxsh253.pages.dev/486gszyxsh253.pages.dev/506gszyxsh253.pages.dev/38gszyxsh253.pages.dev/5gszyxsh253.pages.dev/711gszyxsh253.pages.dev/903gszyxsh253.pages.dev/102gszyxsh253.pages.dev/20gszyxsh253.pages.dev/637gszyxsh253.pages.dev/416gszyxsh253.pages.dev/267gszyxsh253.pages.dev/466
tugu kujang malam hari