Rombongan Haji tiba di Mekkah. Foto Dok. KITLVArtikel seutuhnya berasal dari Historia yang merupakan majalah sejarah online di Indonesia, ialah partner Nusantara sudah banyak yang memeluk Islam. Kesultanan Islam telah dikenal dunia. Namun, hingga dua abad setelahnya tak diketahui apakah sudah ada yang pernah naik haji ke tertulis pertama tentang orang Melayu atau Nusantara yang berhaji baru muncul pada akhir abad ke-15 M, yaitu Hang Tuah yang ceritanya dikenal sekira 1482 M.“Hang Tuah tokoh tersohor di Malaka. Ini masa akhir kehidupan Malaka sebagai kesultanan dan 30 tahun sebelum direbut Portugis pada 1511,” kata Henri Chambert-Loir, peneliti di Ecole Française d’Extrême-Orient EFEO, dalam acara Borobudur Writers Cultural and Festival ke-7, di Hotel Manohara, Magelang, Jumat 23/11. Namun, kisah Hang Tuah ini pun terbukti mendapat tambahan dalam tubuh ceritanya. Adegan ini, menurutnya, dipinjam dari teks Arab. “Ini artinya bukan orang Nusantara atau Hang Tuah yang pergi ke Makkah,” lagi, menurut Henri, catatan perjalanan naik haji berikutnya umumnya negatif. Beberapa tokoh utama menafikan manfaat naik haji. Contohnya kisah tentang dua orang sultan Malaka. Pertama, sultan yang berkali-kali ingin naik haji, tapi keburu meninggal sebelum naik haji. Sultan kedua secara gamblang menafikan ketinggian Makkah atas Malaka. Dia juga secara tersirat menafikan kesahan ibadah haji ke itu datang dari penjelajah asal Portugis, Tome Pires dalam catatannya, Suma Oriental. Sultan yang dimaksud adalah Sultan Mahmud Syah 1488-1511. “Dia begitu pongah keterlaluan dan takabur tentang ini sampai dia membanggakan diri sedemikian berkuasa hingga dapat menghancurkan bumi dan dunia memerlukan pelabuhannya sebab letaknya di ujung musim, dan Malaka akan dijadikan Makkah, dan dia tak berpegang pada pendapat ayah dan kakeknya mengenai pergi ke Makkah,” catat Pires. Suasana haji di Kakbah, Mekkah pada 18 July 1889. Foto Getty ImagesTokoh yang senada adalah Hamzah Fansuri, penyiar sufi agung dari pelabuhan Barus. Dia pernah naik haji seperti disinggungnya dalam syair Di dalam Makkah mencari tuhan di Bait al-Ka’bah/ Di Barus ke Kudus terlalu payah/ Akhirnya dapat di dalam rumah. Ini artinya, kata Henri, Hamzah Fansuri pergi ke Mekkah, menjalankan ritual haji, mencari Tuhan di dalam Masjidil Haram, tetapi merasa justru menemukan Tuhan di dalam dirinya sendiri. Bait ini, termasuk wacana yang meremehkan peran haji dalam kehidupan seorang muslim, khususnya aliran tasawuf. “Tuhan tak perlu dicari di Makkah, adanya di dalam diri sang sufi,” kataHenri. Lalu pada awal abad ke-17 M, cerita datang dari seorang ulama tersohor, Syeikh Yusuf Makassar. Dia kemudian menjadi qadi di Kesultanan Banten pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa 1651-1683.Kisah ini, kata Henri, ditemukan dalam naskah Bugis, Riwakna Tuanta Salamaka ri Gowa. Syeikh Yusuf naik kapal. Di tengah pelayaran, dia berjumpa Nabi Khidir. Syeikh Yusuf dinasihati supaya tak perlu pergi ke Makkah. Kata sang nabi, tak ada yang bisa dipelajari di situ. Namun, Syeikh Yusuf tetap pergi ke Makkah. Setibanya di sana, dia melakukan berbagai keajaiban yang memperlihatkan kelebihannya atas penduduk sejarahnya, menurut Henri, tak ada satu pun raja atau sultan Indonesia naik haji kecuali Sultan Pontianak pada 1800 M. Namun dia pun bukan orang Nusantara, melainkan Arab. “Barangkali ini disebabkan karena raja-raja Indonesia tak mau mengakui kelebihan negara lain,” ucap Henri. Kendati begitu, beberapa raja, dari Baten, Mataram, dan Makasar mengirim utusan ke Makkah untuk memohon gelar sultan. Beberapa sultan juga mendirikan rumah pemondokan di Makkah dan Mina untuk calon haji dari kerajaan mereka. Sulitnya menemukan catatan perjalanan orang Nusantara pergi haji, bukan berarti tak pernah ada yang berhaji. Pasalnya, kebiasaan menulis catatan harian atau catatan perjalanan memang bukan menjadi kebiasaan orang Melayu atau Nusantara. “Menulis tentang diri sendiri bukan budaya Indonesia. Ini baru muncul pada abad ke-19 karena pengaruh Eropa,” kata Haji tiba di Tanjung Priok. Foto Dok. KITLVDengan demikian kisah orang Melayu naik haji baru muncul lama sekali setelah Islam masuk ke Nusantara. Kisahnya muncul dalam Tuhfat al-Nafis oleh Raja Ahmad, bangsawan keturunan Bugis dari Riau. Tulisannya itu dibuat pada 1860-an. Sementara dia naik haji pada 1828. “Dia tidak menyebut mau menunaikan rukun Islam, tapi membayar nazar yang diucapkannya waktu sakit,” ujar kisah haji dalam Perjalanan Saya ke Makkah karya Wiranatakusumah, yang saat itu menjabat bupati Bandung. “Salah satu kisah tentang naik haji paling menarik,” kata 40 tahun kemudian muncul semakin banyak kisah haji. Ada sembilan kisah, dari Hamka, Ali Hasjmy, Rosihan Anwar, dan Asrul Sani. Pada 1965, kisah haji terbit dalam jumlah lebih banyak lagi, sampai puluhan judul. Oman Fathurachman, filolog UIN Syarif Hidayatullah menambahkan, baik penceritaan pengalaman berhaji yang ditulis orang Nusantara maupun bangsa lain punya ciri masing-masing. “Jadi orang-orang Nusantara juga naik haji dan menuliskannya, tapi karakternya sangat berbeda,” asing, seperti Ibn Battutah menulis pengalaman perjalanan dengan kebiasaan mendeskripsikan yang dia lihat. Sementara orang Nusantara lebih menerangkan pengalaman spiritual, kondisi perjalanan haji, seperti kondisi kapal dan pengalaman rohaninya. “Itu yang menonjol. Jadi kita tidak lihat apa yang mereka lihat di sana, orang Arabnya bagaimana, dan lain-lain. Mungkin karena tak begitu paham bahasanya,” ujar Oman.Text] Cerita lucu Yong dolah BENGKALIS RIAU Part #1; If this is your first visit, be sure to check out the FAQ by clicking the link above. You may have to register before you can post: click the register link above to proceed. To start viewing messages, select the forum that you want to visit from the selection below. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Yong Dolah 3. Tangganya Mana?Note; Ini adalah rangkaian cerita klasik Humor Rakyat Bengkalis. Semoga berkenan^^.Yong Dolah 1. Di sini. Yong Dolah 2. Di toyeeeb… maka tersebutlah kesah…Suatu hari. Yong Dolah merasa kelelahan setelah seharian bekerja di ladang. Ia memutuskan untuk istirahat sejenak di bawah sebuah pohon Yong harus kecewa. Ia yang sangat merasa kehausan, bibir pecah-pecah, tenggorokan kering, dan lambung yang panas Eetdah… kek iklan nyang seger-seger ntu aje^^, ternyata oh ternyata, persediaan air minumnya telah habis. Satu-satunya botol air minum yang ia bawa, hanya tersisa beberapa tetes air saja. Dan tidak menghilangkan dahaga Yong yang mata Yong bersinar terang. Di ujung sana, ia melihat satu pohon kelapa. Terpikirkan betapa segarnya air kelapa muda di saat sore nan terik ini, tenggorokan Yong bergerak membuang masa, Yong segera berlari mendekati pohon kelapa tersebut. Napas Yong terengah-engah, dan semakin menambah derita dahaganya. Sejenak Yong memandang buah kelapa yang hijau-hijau di atas sana.“Tinggi juga!” Pikir tanpa berpikir panjang Yong langsung saja memanjat pohon kelapa tersebut. Bersusah payah dalam kehausan dan kelelahan, Yong akhirnya berhasil mencapai tandan-tandan pohon kelapa begitu ia akan memetik satu butir kelapa muda, Yong terdiam seribu bahasa. Wajahnya pucat pasi. Saat melihat ke bawah, Yong begitu ketakutan. Gamang. Lututnya gemetar serasa goyah.“Maaak…” Jerit Yong setengah menangis. “Macam mano nak turun ni…?! Tangga pun tak ado!”Di atas pohon kelapa, Yong berpikir memutuskan untuk turun. Lalu berlari pulang ke rumah. Dan kembali lagi ke ladang, menuju pohon kelapa tadi dengan membawa sebuah tangga tersenyum bangga. Tangga ia posisikan ke batang kelapa. Dan lantas menaiki anak tangga tersebut. Memetik beberapa butir buah kelapa muda. Kembali turun ke bawah menggunakan tangga tersebut.“Hahaha… macam ni kan elok!” Ujar Yong sembari bertolak pinggang. “Tak payah nak manjat-manjat macam beruk! Kan ado tangga, hahaha!”Dan Yong akhirnya pulang sambil memikul tangga dan beberapa butir buah kelapa muda terikat di sisi tangga kayu tekurang, mohon maaf la ye Pakcik Makcik ^^Dan ternyata, yang baca ni cerita pasti bingung. Kok bisa?Jawabannya gampang^^. Yaa bisalah, namanya juga cerita dari Datok Yong Dolah. TULISAN INI PERTAMA KALI DIPUBLIKASIKAN DI COPASING DIIZINKAN DENGAN MENYERTAKAN URL LENGKAP POSTINGAN DI ATAS, ATAU DENGAN TIDAK MENGUBAH/MENGEDIT AMARAN INI. Ando Ajo, Jakarta 24 April Kasih Admin Kompasiana^^ Lihat Humor Selengkapnya CeritaHaji Yong & Ayah 1439H. 1,221 likes · 2 talking about this. Travelog Haji seorang anakanda bersama ayahandanya pada Zulhijjah 1439H
CERITA4 YONG DOLAH MAKAN DI RESTORAN MEWAH DI INGGRIS Yong melancong ke Inggris Yong caghi umah makan paleng beso.. Paleng mahal Nak makan sedap.. Masok restoran yong langsong disambot pelayan dan dikasi buku menu Tapi yong bingong nak mileh menu.. Pergilah yong naik haji samo rombongan dari bengkales Sampai kat mekah, yong ni
Cerita Rakyat Melayu Riau Yong Dolah Young Dolah atau yang nama aslinya adalah Abullah Bin Endong merupakan seniman berasal dari Bengkalis, cerita yang didapatinya bersal dari pengalam - pengalaman pribadinya, yang penuh khayalan, lelucon dan kekonyolan. Sosok Yong Dolah selalu pembual yang suka bercerita, tapi yang diceritakan adalah kosong belaka. kisah-kisah yong dolah ini sudah jarang ditemui, karena kurang publikasi dari penerus ke penerus, sehingga cerita - cerita Yong Dolah ini hilang satu - persatu. Dalam ia bercerita Young Dolah sangat pandai berexpresi dan sangat hiperbola sehingga yang mendengar ceritanya bisa membuat kita tertawa terbahak-bahak dengan cerita yang dibawakannya. Yong Dolah bercerita tidak mengenal batas waktu bahkan tidak menggunakan bahan literatur atau referansi, sehingga ceritanya mengalir begitu saja seperti air tanpa putus, yang pastinya lucu sesuai dengan kepiawaian beliau. Legenda Bengkalis ini seakan hilang begitu saja padahal beliau sangat berarti bagi orang Bengkalis, kisah - kisah beliau yang lucu hilang begitu saja, ini di akibatkan kurangnya publikasi dari generasi - kegenerasi sehingga nama beliau tidak harum sebagai budayawan dan sekaligus seniman Bengkali. Beberapa Kisah - Kisah Yong Dolah Cerita lainnya ada di FB kakanda Yuli Pandi.... Silahkan di tengok langsung,,,, heheheMasih banyak lagi kisah - kisah sang lagenda Yong Dolah ini, tetapi sayang nya sudah tidak ditemukan lagi, sayang sekali apa bila kisah - kisah Yong Dolah ini hilang begitu saja, dan masih banyak tokoh - tokoh seperti beliau yaitu lebai malang , pak pandir dan lain - lain. Maka dari itu sebagai anak bangsa jangan sampai sejarh - sejarah yang ada di daerah, terutama Indonesia harus di budidayakan dan diceritakan dari generasi ke generasi selanjutmya.
Ceritayong dolah. Halaman Home News Galery Movies Backgroud Changer Games BMI Kalkulator Update Via App ArtikelKeren Unlock Blog / Website Using Free Proxy: URL : « » « » « » Kesempurnaan adalah kesederhanaan yang selalu di syukuri ~ @MotivatorSuper
ARAB SAUDI, – Dua pemuda naik haji ke Tanah Suci menggantikan orangtuanya yang meninggal dunia sungguh sangat mengharukan. Baca Juga Pemuda pertama bernama Muhammad Ulinnuha 25 tahun dan Mada Agung 23 tahun yang menjadi jemaah haji Indonesia. Ulin menceritakan pengalaman naik haji yang menggantikan ibunya yang meninggal dunia. Sang ibu mendaftar haji pada 2011. Namun, tahun lalu, ibu Ulin meninggal dunia karena sakit. Baca Juga ”Ibu meninggal di usia 57 tahun,” kata Ulin kepada Media Center Haji MCH di Masjidil Haram, Makkah. Ulin menggantikan sang ibu berangkat haji dan menemani ayahnya, Karmaji, berangkat ke Tanah Suci. Keluarga asal Jepara, Jawa Tengah, itu berangkat melalui embarkasi Solo SOC. Baca Juga Ulin terharu saat pertama kali menginjakkan kaki di Tanah Suci saat melakukan ibadah di Masjid Nabawi dan melihat Kakbah di Masjidil Haram. Apalagi, menurut dia, hal itu belum tentu bisa terjadi apabila mendaftar haji sendiri yang menunggu antrean hingga belasan tahun. Ulin tidak lupa selalu mengingat ibunya. Termasuk ketika memanjatkan doa di Baitullah. Ulin selalu memanfaatkan waktu untuk beribadah di Masjidil Haram. Baca Juga ”Berdoa sebisanya buat ibu. Doa terbaik. Semoga di sana ibu ditempatkan di sisi yang terbaik,” katanya. Tak hanya Ulin, pemuda lainnya yang menjadi jemaah haji menggantikan orangtuanya meninggal bernama Mada Agung asal Sugiwaras, Bojonegoro, Jawa Timur. Mada Agung berangkat haji menggantikan ayahnya, Edi Saputra 59, meninggal karena Covid-19 pada 2021. "Bapak nunggu sudah 12 tahun untuk pergi haji,” katanya saat ditemui di Hotel Sofwat Albayt, Mahbas Jin, Makkah. Mada merupakan mahasiswa Universitas Bojonegoro dipilih menggantikan ayahnya karena masih lajang. Kakak-kakaknya sudah berkeluarga sehingga sulit apabila harus mendadak pergi haji. Mada akhirnya berangkat mendampingi ibunya, Wiwin Sriastuti yang berusia 45 tahun. Editor Hadits AbdillahFollow Berita Celebrities di Google News Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis tidak terlibat dalam materi konten ini.
.