TujuanPenelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efek pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit dan pupuk SP-36 terhadap perbaikan sifat kimia, pertumbuhan dan produksi padi (Oryiza sativa L.) pada lahan sulfat masam. Hipotesis Penelitian Pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit sebanyak 10-30 ton/ha dapat memperbaiki sifat kimia tanah, Untuk dapat hasil panen yang memiliki kualitas yang terjamin, tentunya bibit kelapa sawit yang dipilih juga tidak boleh sembarangan. Maka dari itu, perlu dilakukan pemilihan bibit unggul untuk ditanam sehingga nantinya hasil panen yang didapat tidak akan mengecewakan. Sebetulnya, seperti apa ciri-ciri bibit sawit yang unggul itu?Ciri-Ciri Bibit Kelapa Sawit yang UnggulBagi para petani sawit, untuk menanam jenis pohon yang satu ini tidaklah sesulit yang dibanyangkan. Cara penanamannya pun hampir sama dengan pohon-pohon lainnya. Namun terkadang, hal yang cukup sulit adalah memilih bibit bibit kelapa sawit unggul merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk dapat menghasilkan buah kelapa sawit yang berkualitas dari kebunnnya. Hasil panen yang berasal dari bibit unggul biasanya tidak akan mengecewakan. Namun, hal tersebut pun tergantung dari bagaimana merawat tanaman ini adalah beberapa ciri bibit sawit yang unggulBerasal dari Kecambah Biji plumula 1/3 dan radikula 2/ licin dan tidak di lembaga Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Kecambah memiliki ukuran yang hama dan para pengusaha kelapa sawit akan membeli bibit kelapa sawit di berbagai toko pertanian yang menyediakannya atau juga pada petani sawit lokal. Yang menjadi masalah adalah tentang bagaimana cara memilih bibit unggul sawit yang akan Memilih Bibit dari KecambahHal-hal penting yang mesti diperhatikan ketika hendak menanam pohon kelapa sawit jika yang berasal dari kecambahnya adalah sebagai berikutMengenali kriteria bibit kelapa sawitMemilih bibit yang telah tersertifikasi oleh pemerintah di Pusat Penelitian Kelapa SawitMemilih bibit dengan massa sekitar 0,8 gram ukuran minimalMemilih bibit yang mempunyai mata tunas berwarna putih serta tidak caca, biasanya ukuran panjang tunasnya tidak lebih dari 2 cmMemilih bibit yang hanya memiliki satu mata tunasMemilih bibit yang tidak memiliki mata tunas yang bengkok dan masih dalam keadaan segar2. Bibit Siap TanamHal-hal yang perlu diperhatikan jika hendak menanam sawit dengan bibt yang sudah siap tanam dalam polybagMemilih bibit dengan usia sekitar 10-12 bulanMemilih bibit dengan warna pelepah yang hijau tuaMemilih bibit yang memiliki daun pelepah sekitar 15 hingga 18 pelepahMemilih bibit dengan ukuran tinggi sekitar 102-126 cmMemilih bibit yang terbebas dari penyakit tanamanMemilih bibit yang memiliki lilit batang berukuran sekitar 17-18 cmPemeliharaan Kelapa SawitPada umumnya, pemeliharaan yang diakukan terhadap bibit kelapa sawit ini hampir sama dengan pemeliharaan bibit tanaman lain pada umumnya. Akan tetapi, terdapat beberapa hal yang harus lebih diperhatikan. Selain itu, dalam perawatannya harus sering melakukan pengontrolan pada tanaman sawit supaya tidak mudah terserang dengan hama dan pohon sawit dapat dilakukan dengan caraMelakukan penyiraman 2 kali dalam sehariMelakukan penyiangan dengan membersihkan gulma atau tanaman liar di sekitar kelapa sawitMelakukan seleksi bibit abnormal dan normal setelah pohon ditanamMelakukan pemupukan yang rutin dengan menggunakan pupuk yang tepat dengan cara yang juga sudah bisa memilih bibit unggul kelapa sawit serta melakukan pemeliharaan yang tepat pada tanaman, maka hasil panen yang didapatkan pun akan memiliki kualitas yang baik. Selain itu, hal ini juga dapat memengaruhi hasil produksi minyak sawit yang dibutuhkan.

Bibitsawit berada di lahan gambut di Ketapang, Kalimantan Barat. ā€œKita sudah menegur yang di Riau dan sekarang sedang diawasi.

Perkebunan kelapa sawit di Indonesia terbentang di sepanjang Sumatera hingga ke Sulawesi. Hampir di seluruh penjuru tanah air, perkebunan sawit didirikan di atas lahan gambut. Lahan gambut memiliki peran penting dari sisi ekonomi serta ekologi. Lahan ini merupakan tempat bagi keanekaragaman hayati dan populasi yang dilindungi serta sebagai penyuplai air, penyedia hasil hutan, dan pengendali banjir. Dalam proses pelaksanaannya, lahan gambut dijadikan alternatif pengganti lahan mineral sebagai areal yang dianjurkan bagi perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Perkebunan yang dibuka di areal tanah ini hanya diperbolehkan pada lahan yang terdegradasi, sementara untuk areal hutan, lahan gambut tetap dipertahankan sebagai hutan gambut. Hal ini untuk mengurangi terjadinya kemarau serta tingginya emisi gas rumah kaca yang diakibatkan akibat pembukaan areal perkebunan dengan cara membakar dan merusak ekosistem lingkungan. Lokasi hutan yang telah didegradasi akan dimanfaatkan sebagai areal budidaya kelapa sawit. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum dimulainya proses penanaman adalah 1. Penyesuaian Lahan2. Pembukaan Lahan yang Baik3. Manajemen Air4. Pemadatan Gambut5. Pembangunan dan Peningkatan Kualitas Jalan6. Pelaksanaan Kultur Teknis yang Baik7. Pemupukan8. Pengawasan Terhadap Titik Api 1. Penyesuaian Lahan Membudidayakan jenis tanaman palem ini pada areal gambut perlu pertimbangan dan harus dipastikan lahan sesuai untuk budidaya kelapa sawit. Hal yang paling penting dan perlu diingat adalah lokasi yang akan digunakan tidak bertentangan dengan peraturan dan layak dijadikan tempat usaha. Keberhasilan budidaya tergantung pada proses perawatan dan kelola kebun dengan baik. Faktor-faktor yang memengaruhi adalah kematangan tanah gambut, kedalaman lapisan pirit, dan frekuensi serta lama genangan. Manajemen pengairan yang baik akan menjadi ujung tombak berhasilnya pengairan di areal ini atau tidak. 2. Pembukaan Lahan yang Baik Lokasi yang cenderung kering akan menyebabkan hutan mudah terbakar dan menyebabkan kekeringan yang parah ketika musim kemarau tiba. Oleh karena itu, pengelolaan kebun tanpa membakar atau metode zero burning perlu diperhatikan. Membakar areal secara sembarang akan mengurangi unsur hara yang terkandung dalam bahan organik yang mungkin tersisa. Kebakaran areal gambut akan memberi dampak yang tidak baik pada kualitas perkebunan, kesehatan manusia, hingga hilangnya nilai ekonomi bagi warga disekitar areal yang terbakar. 3. Manajemen Air Hal ini perlu diperhatikan mengingat areal yang kaya akan unsur organik ini adalah kering dan sangat sedikit kapasitas air di dalam tanah sehingga dibutuhkan sistem drainase yang tepat agar lahan tetap basah dan memiliki cadangan air. Manajemen air mencakup pengaturan permukaan air dipertahankan pada 50 – 75cm, mencegah kekeringan di musim kemarau, mencegah oksidasi pirit, dan mencegah akumulasi garam. Bagian lain dari manajemen pengairan ini juga mencakup benteng yang berfungsi menahan air pasang, serta parit untuk mengumpulkan dan menyalurkan air dan pintu air yang berfungsi mempertahankan muka air dan menahan air pasang. 4. Pemadatan Gambut Memiliki tujuan untuk memadatkan tanah sehingga memiliki daya topang yang baik terhadap tanaman agar tidak mudah doyong condong. 5. Pembangunan dan Peningkatan Kualitas Jalan Hal ini mencakup penimbunan tanah mineral sebanyak 20 – 30 cm, perataan dan pemadatan serta pengerasan dengan pasir dan kerikil/batu. 6. Pelaksanaan Kultur Teknis yang Baik Dalam melaksanakan kultur teknis yang baik, hal yang perlu diperhatikan adalah upaya untuk mengendalikan produksi, pengendalian gulma, hama dan penyakit, pemeliharaan jalan, perbaikan kualitas panen serta perawatan sarana yang digunakan untuk proses pemanenan. 7. Pemupukan Selama ini yang terjadi diperkebunan adalah penggunaan pupuk kimia yang berfokus pada produksi pohon bukan kepada perbaikan kualitas tanah. Padahal penting untuk mengikat sejumlah unsur tanah yang diperlukan oleh tumbuhan seperti memanfaatkan pupuk organik MOAF yang diproduksi oleh PT Propadu Konair Tarahubun Plantation Key Technology/PKT yang telah terbukti meningkatkan kualitas tanaman. 8. Pengawasan Terhadap Titik Api Antisipasi terhadap musim kemarau yang memicu kekeringan pada perkebunan yang didirikan di atas tanah gambut perlu diperhatikan dengan mendirikan menara untuk memantau titik api yang muncul serta pembuatan marka tingkat bahaya api dan membuat organisasi yang mengendalikan laju penambahan titik api. Delapan hal di atas menjadi acuan yang paling penting sebelum memulai proses pengerjaan. Kunci keberhasilan suatu perkebunan tergantung bagaimana cara masing-masing orang mengelola dan mengembangkanya dengan baik tanpa merugikan pihak manapun. Bagi perusahaan yang memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai seputar perkebunan kelapa sawit, dapat mengunjungi website atau menghubungi whatsapp 0821-2000-6888.
Berikutini dosis dan jenis pupuk yang cocok untuk tanaman kelapa sawit pada tanah gambut. Foto : Waktu Pemupukan Kelapa Sawit di Lahan Gambut. Pemupukan tanaman kelapa sawit hendaknya dilakukan pada waktu hujan kecil (> 60 mm/bulan). Pemupukan ditunda jika curah hujan kurang dari 60 mm/bulan. B. Frekuensi Pemupukan Kelapa Sawit
Luas tanah gambut Indonesia merupakan yang terbesar kedua di dunia. Bisakah kondisi lahan yang bersifat masam ini dimanfaatkan untuk budidaya kelapa sawit yang bernilai ekonomis tinggi? Data Global Wetlands di tahun 2019 menunjukkan bahwa luas lahan gambut Indonesia merupakan yang terbesar kedua di seluruh dunia. Total area gambut nusantara mencapai 22,5 juta hektare ha, berselisih sekitar 9 ha dengan Brazil yang menduduki peringkat pertama dengan luas 31, juta ha. Adapun sebaran lahan gambut paling besar adalah Papua, lalu disusul oleh Kalimantan Tengah, Riau Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, dan beberapa lainnya. Tanah gambut pada dasarnya bersifat asam sehingga tidak cocok untuk semua jenis makanan. Kondisi tersebut bahkan dapat bersifat racun bagi tanaman yang tumbuh di sekitarnya. Kendati begitu, terdapat beberapa jenis tanaman yang dapat dibudidayakan pada lahan gambut—kelapa sawit salah satunya. Tentunya, diperlukan beberapa penyesuaian agar budidaya berhasil sesuai yang diharapkan. Tentang Tanah Gambut Tanah gambut merupakan jenis tanah yang terbentuk dari endapan akumulasi sisa-sisa tumbuhan yang setengah membusuk. Maka dari itu, kandungan bahan organik pun tinggi. Adapun secara umum, suatu jenis tanah dikategorikan sebagai gambut apabila memiliki kandungan bahan organik mencapai lebih dari 30 persen. Di Indonesia sendiri, hutan-hutan rawa gambut memiliki kandungan organik yang sangat tinggi hingga melebihi 65 persen dengan kedalaman mencapai lebih lebih dari 50 cm. Berdasarkan kondisi dan sifat-sifatnya, tanah gambut di Indonesia dapat dibedakan menjadi dua kategori utama topogen dan ombrogen. Topogen Tanah gambut topogen merupakan tanah gambut yang terbentuk karena genangan air yang drainasenya terhambat. Topogen banyak terjadi di tanah-tanah cekung kawasan belakang pantai, pedalaman, dan pegunungan, tetapi relatif jarang ditemui. Adapun kadar keasamannya relatif rendah dan justru tanahnya bersifat subur dengan zat hara yang berasal dari lapisan tanah mineral di dasar cekungan, sisa-sisa tumbuhan, air sungai, dan air hujan. Ombrogen Tanah gambut ombrogen merupakan tanah gambut yang bermula sebagai gambut topogen. Dalam kata lain, ombrogen merupakan topogen yang berumur lebih tua hingga ribuan tahun dan kebanyakan terbentuk tidak jauh dari pantai. Kemungkinan besar, tanah ombrogen berawal dari endapan mangrove yang mengering. Kandungan garam dan sulfida yang tinggi itulah yang membuat hanya sedikit jasad-jasad renik pengurai yang menghuni tanah ini. Lapisan gambut ombrogen lebih tebal dengan permukaan tanah yang lebih tinggi daripada permukaan sungai di dekatnya serta memiliki kedalam mencapai 20 m. Ombrogen memiliki kandungan unsur hara yang sangat terbatas dengan sumbernya berasal dari lapisan gambut dan air hujan sehingga memiliki sifat tidak subur. Adapun drainase yang keluar dari area ombrogen mengalirkan air dengan tingkat keasaman cukup tinggi, yakni pH 3,0 hingga 4,5. Tanah Gambut untuk Kelapa Sawit Walau memiliki tingkat keasaman tinggi, tanah gambut tetap dapat menjadi lahan hidup beberapa jenis tanaman. Hanya saja, kebanyakan dari tanaman tersebut tidak memiliki nilai ekonomis tinggi. Adapun satu dari sedikit tanaman bernilai ekonomis tinggi yang dapat dibudidayakan pada lahan gambut adalah kelapa sawit. Komoditas yang menjadi salah satu penyumbang devisa terbesar ini dapat tumbuh dengan baik di lahan gambut dengan beberapa penyesuaian terhadap media tanam seperti pembenahan fisik tanah, manajemen air, pemupukan, dan pemilihan varietas. Pembenahan Fisik Tanah Guna meningkatkan produksi kelapa sawit di tanah gambut, pembenahan fisik tanah merupakan langkah paling awal yang harus dilakukan. Idealnya, kelapa sawit dapat ditanam dan dibudidayakan pada lahan gambut tipis dengan ketebalan yang kurang dari 50 cm. Apabila lebih dari ukuran tersebut, maka perlu dilakukan pemadatan gambut sehingga tanah tetap dapat menahan beban batang kelapa sawit. Dengan begitu, arah pohon kelapa sawit tidak akan terlalu condong. Dalam rangka memadatkan tanah, maka diperlukan alat berat pemadat tanah. Pun dalam rangka mencegah agar arah pertumbuhan kelapa sawit tidak condong, maka dapat dilakukan penambahan unsur mineral pada lubang tanam—campurkan tanah mineral dengan tanah gambut pada lubang tanam bibit. Manajemen Air Manajemen air agar tidak terjadi genangan maupun kekurangan air merupakan kunci berikutnya untuk menjaga produksi kelapa sawit optimal. Hal ini perlu dipertimbangkan dan direncanakan dengan sangat baik mengingat tanah gambut sebagian besar berada di kawasan rendah yang rawan banjir saat musim hujan dan rentang mengalami kekeringan saat musim kemarau. Tanah gambut pada dasarnya mempunyai kapilaritas yang besar. Hal inilah yang menjadi penyebab gambut pun cepat mengalami kekeringan dan air tanah menjadi sulit naik ke atas hingga mencapai permukaan tanah. Guna menanggulanginya, pengaturan kedalaman muka air pun menjadi kuncinya. Mempertahankan ketinggian muka air tanah pada saluran drainase sekitar 60 cm akan membantu kelapa sawit tetap memperoleh air sepanjang tahun. Selain itu, memasang pintu-pintu air di ujung saluran drainase juga penting untuk mengatur ketinggian muka air pada saluran. Pintu air akan dibuka saat musim hujan dan pintu air akan ditutup saat musim kemarau. Pemupukan Tanah gambut memiliki unsur hara yang relatif minim. Maka dari itu, perlu dilakukan penambahan unsur hara baik makro maupun mikro agar menjaga asupan kelapa sawit untuk tumbuh dan berproduksi tetap berjalan. Beberapa pupuk yang penting untuk diberikan antara lain kalium, nitrogen, magnesium, dan boron. Komposisi pupuk yang diberikan pun disesuaikan dengan kondisi dan umur tanaman. Seperti contoh, kelapa sawit yang belum menghasilkan buah dapat diberi lebih banyak nitrogen. Jika tanaman sudah mulai berbuah, maka pemberian pupuk K dan P bisa dilakukan dengan jumlah lebih banyak. Pupuk boron juga penting diberikan mengingat gambut juga minim unsur mikro. Tak terkecuali saat pembibitan, bahan humat bisa ditambahkan dengan cara disemprot pada tanah di sekitar tanaman. Hal ini akan membantu merangsang percepatan pertumbuhan tanaman karena bahan humat mengandung hormon yang mendukung pertumbuhan. Pemilihan Varietas Memilih varietas yang tepat dengan kondisi media tanam merupakan elemen penting yang kerap diabaikan. Agar tanah tetap dapat kokoh menopang pokok pohon, maka pilihlah varietas kelapa sawit yang mempunyai batang tanaman lebih pendek. Tanah gambut merupakan jenis tanah yang kerap diabaikan karena kondisinya yang dinilai kurang layak untuk dijadikan sebagai lahan budidaya. Padahal, ada kemungkinan tanah dengan sebaran yang sangat luas ini dapat dikembangkan menjadi peluang bisnis yang menghasilkan keuntungan berlimpah seperti kelapa sawit. Tentunya, membuka perkebunan kelapa sawit di lahan gambut memerlukan beberapa perlakuan khusus. Pengelolaannya pun perlu dilakukan secara profesional sesuai dengan aturan dan standar yang telah ditetapkan sehingga meminimalkan berbagai risiko baik dari kaitannya dengan ekosistem atau lingkungan sekitar hingga kegagalan ekspor. Baca juga Jenis Tanah yang sangat cocok untuk Kelapa Sawit Mutu Institute menyediakan fasilitas pelatihan dan sertifikasi terkait industri kelapa sawit seperti ISPO. Selain itu, kami juga menyediakan pelatihan sertifikasi terkait keselamatan dan kesehatan kerja K3 guna mendukung tercapainya lingkungan dan operasional kerja yang ideal, aman, dan nyaman sesuai prosedur. Ingin mengikuti Pelatihan/Training? Belum dapat Lembaga Pelatihan yang terpercaya? Segera hubungi kami melalui info atau 081918800013. Ikuti Training sesuai kebutuhan Anda Bersama Kami. Anda dapat mengajukan pelatihan sesuai kebutuhan perusahaan maupun individu. Hubungi Mutu Institute sekarang juga. Follow juga Instagram Mutu Institute di mutu_institute untuk update pelatihan lainnya. Post Views 297
Dalam melakukan restorasi lahan gambut, pemerintah diminta fokus pada penanaman bernilai ekonomi tinggi yang memberi manfaat bagi kesejahteraan rakyat dan bangsa.. Director Tropical Peat Research Laboratory Dr Lulie Melling mengatakan, sawit dan akasia merupakan jenis tanaman yang baik ditanam di lahan gambut. Selain bernilai ekonomi
JAKARTA - Pemerintah Indonesia menginginkan agar budidaya gambut dapat dimaksimalkan menjadi lahan produktif. Karena itu dibutuhkan tanaman yang tepat guna dan tetap bernilai ekonomi tinggi di lahan gambut. Menurut Director Tropical Peat Research Laboratory Lulie Melling sawit dan akasia merupakan jenis tanaman yang baik ditanam di lahan gambut. "Selain bernilai ekonomi tinggi dan kompetitif , tanaman ini mempunyai kemampuan menyerap karbon COā‚‚," kata dia, Selasa 10/5. "Sebenarnya, ada banyak tumbuhan bisa dibudidaya di lahan gambut, namun tidak semuanya ekonomis dan membawa manfaat bagi kesejahteraan masyarakat," kata pakar dan konsultan tanah gambut di berbagai organisasi internasional ini Lulie menyontohkan Malaysia yang dianggap telah memanfaatkan lahan gambut secara baik. Menurut dia, Malaysia mampu terselamatkan dari krisis ekonomi berkat pemanfaatan gambut yang sangat baik. Sedangkan, lahan gambut di Malaysia dengan Indonesia punya banyak kemiripan. Karena itu pihaknya ingin membantu dan memberikan masukan kepada pemerintah Jokowi mengenai pengelolaan tanaman-tanaman produktif dan bernilai ekonomi yang tepat di lahan gambut. Hal senada disampaikan Wakil Dekan Pertanian Institut Pertanian Bogor IPB Dr Suwardi. Ia mengatakan, sawit, akasia dan karet sangat cocok untuk dikembangkan pada lahan gambut. Selain kemampuan beradaptasi untuk tumbuh dan berproduksi dengan baik pada lahan sulfat masam tersebut, ketiga tanaman itu mempunyai nilai ekonomis tinggi. Survei pada tahun 2000-an menunjukkan, sawit rakyat berhasil dikembangkan pada lahan gambut yang terdegradasi. Penanaman sawit tersebut juga mampu meningkatkan kesejahteraan petani secara drastis. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini
BagaimanaCara Menanam Kelapa Sawit yang Benar? - HP. 0882-7243-5357

29 Mei 2021 K Andy. H. Nst Gambar Oleh Dalam perkebunan kelapa sawit salah satu faktor untuk mendapatkan produksi maksimal adalah pemilihan benih / bibit tanaman. Disamping perawatan dan pemupukan, pemilihan bibit sawit terbaik wajib diperhitungkan karena tanaman kelapa sawit memiliki usia produksi yang cukup panjang. Layaknya berinvestasi, bibit unggul berkualitas merupakan faktor utama yang sangat krusial untuk masa yang akan datang. Usia tanam yang panjang sampai 20 tahun memerlukan bibit yang resisten terhadap hama penyakit, produksi buah kelapa sawit besar janjangan besar, dan rendemen minyak tinggi diatas 22%. Bibit Sawit Bersertifikat Berikut ini beberapa jenis bibit kelapa sawit unggulan untuk perkebunan kami rangkum dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit IOPRI Daftar isi Varietas Dumpy Varietas Turunan SP540 Varietas DxP Simalungun Varietas DxP AVROS Varietas DxP 540 NG Varietas Turunan Yangambi Varietas DxP PPKS 239 Varietas DxP PPKS 718 Varietas DxP Langkat Varietas Dumpy Varietas Dy P Sungai Pancur 1 atau lebih dikenal sebagai varietas Dumpy merupakan varietas kelapa sawit dengan keunggulan spesifik laju pertumbuhan meninggi lambat 40-55 cm per tahun dan rerata bobot tandan yang tinggi. Dengan karakter pertumbuhan yang lambat, varietas Dumpy mampu mencapai umur produksi hingga 30 tahun, lebih lama dari varietas lain. Selain pertumbuhan meninggi yang lambat, Dumpy juga memiliki keragaan batang yang relatif besar sehingga cocok ditanam di lahan pasang surut untuk mengurangi potensi rebah. Varietas Dumpy merupakan hasil persilangan antara Dura Dumpy dan Pisifera turunan SP540. Dura Dumpy merupakan mutan dari Dura Deli yang diintroduksi dari Elmina, Malaysia dan hanya dimiliki oleh Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS. Varietas Dy x P SP1 dirilis pada tahun 1984 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 384/Kpts/ Varietas Turunan SP540 Varietas - varietas kelapa sawit yang termasuk kedalam kelompok SP540 dihasilkan dari tetua pisifera keturunan SP540 murni yang hanya dimiliki oleh PPKS yang disilangkan dengan tetua dura Deli terbaik. Varietas tersebut antara lain PPKS 540, Simalungun, AVROS, dan DXP 540 NG. Karakter unggulan dari kelompok ini adalah quick starter dan persentase mesokarp per buah yang relatif tinggi dibandingkan varietas lain serta produktivitasnya yang baik. Varietas PPKS DxP 540 Dengan adanya adaptasi yang cukup luas, varietas ini dapat ditanam di berbagai tipe lahan kelapa sawit. Varietas DxP PPKS 540 merupakan varietas yang dihasilkan dari persilangan antara Dura Deli lini PA 131 D self / TI 221 D x GB 30 D dengan tetua pisifera keturunan SP540T murni. Karakter unggulan dari varietas ini adalah quick starter dan persentase mesokarp per buah yang sangat tinggi 88 – 90%. Potensi produksi CPO dari varietas ini mencapai 8-9 ton/ha/tahun. Dengan daya adaptasi yang luas, varietas ini dapat ditanam di berbagai tipe lahan mulai dari areal datar hingga bergelombang. Varietas DxP PPKS 540 hasil pemuliaan PPKS ini dirilis pada tahun 2-7 berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 371/Kpts/ Varietas DxP Simalungun Varietas DxP Simalungun merupakan hasil perbaikan dan rekombinasi dari tetua-tetua terbaik pada program pemuliaan Reciprocal Recurrent Selection RRS siklus pertama. Sebagai material induk digunakan dura-dura Deli terbaik, sedangkan untuk tetua bapak, digunakan pisifera keturunan SP 540 murni. Varietasi DxP Simalungun dirilis pada 14 Februari 2003 berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 137/Kpts/TP/240/2/2003 Varietas DxP AVROS DxP AVROS merupakan varietas hasil seleksi awal pada program pemuliaan di PPKS. Varietas ini dirilis pada 25 April 1985 berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 315/Kpts/ Varietas DxP AVROS menjadi material bahan tanaman yang digunakan dalam pengembangan industri kelapa sawit di Indonesia. Varietas ini dirakit dari Dura Deli yang disilangkan dengan Pisifera turunan SP540T. Varietas DxP 540 NG Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS telah melakukan rangkaian penelitian sejak 2009 untuk mengidentifikasi dan mengkonstruksi bahan tanaman yang memiliki tingkat produktivitas minyak yang tinggi sekaligus memiliki sifat ketahanan terhadap Ganoderma. Penelitian tersebut meliputi identifikasi populasi yang memiliki sumber ketahanan, analisis silsilah, mating design, crossing plan, uji di pembibitan dan analisis DNA. Berdasarkan hasil observasi lapangan pada koleksi plasma nutfah dan pengujian projeni, telah teridentifikasi material-material genetik milik PPKS yang memiliki ketahanan terhadap Ganoderma. Tetua varietas DxP komersial PPKS yang merupakan keturunan SP540T merupakan salah satu material genetik yang memiliki tingkat ketahanan tinggi terhadap Ganoderma di lapangan. Dari hasil uji pembibitan telah terseleksi 43 akan terus bertambah sesuai hasil skrining pembibitan persilangan yang memiliki nilai indeks kejadian penyakit kurang dari 70 dan kurang dari inilai indeks persilangan kontrol tahan, sehingga ditetapkan sebagai persilangan yang memiliki sifat moderat tahan terhadap Ganoderma. Persilangan yang menunjukkan sifat ketahanan selanjutnya ditetapan sebagai varietas moderat tahan Ganoderma dan diberi nama DxP 540 NG. Frasa 'NG' sendiri memiliki arti New Generation for Ganoderma. Selain memiliki sifat moderat tahan terhadap Ganoderma, varietas DxP 540 NG juga memiliki karakter produksi TBS dan produksi minyak yang sangat baik. Pada umur 6 tahun, varietas ini dapat menghasilkan 35 ton TBS/ha/tahun dengan tingkat rendemen minyak 26,5 – 27,4%. Tingkat rendemen yang tinggi disebabkan kandungan mesokarp/buah yang tinggi, yakni 84,5 – 87,5% Varietas Turunan Yangambi Yangambi merupakan populasi kelapa sawit asal Afrika, tepatnya dari Kongo. Populasi ini banyak digunakan sebagai tetua pisifera oleh produsen benih unggul di seluruh dunia. Varietas kelapa sawit PPKS yang dihasilkan dari populasi ini adalah DxP Yangambi, DxP PPKS 239, dan DxP PPKS 718. Secara umum, populasi ini memiliki keunggulan pada bobot tandan yang relatif besar. Varietas DxP PPKS 239 misalnya, selain memiliki tandan yang relatif besar, juga memiliki potensi produksi CPO dan PKO yang tinggi sehingga cocok dikembangkan untuk industri pangan dan non pangan. DxP Yangambi merupakan salah satu generasi pertama dari beberapa varietas kelapa sawit yang dihasilkan PPKS pada periode 1980. Varietas DxP Yangambi juga memiliki potensi produksi CPO dan PKO yang tinggi 8,8 ton/ha/tahun. Petani umumnya menyukai DxP Yangambi karena rerata bobot tandan yang tinggi. Varietas DxP Yangambi dirilis pada tahun 1985 berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 316/Kpts/ Varietas DxP PPKS 239 DxP PPKS 239 merupakan varietas kelapa sawit yang dirilis pada 17 Mei 2010 sesuai SK Menteri Pertanian No. 1883/Kpsts/ Varietas ini merupakan hasil persilangan khusus antara dura turunan DA128D x LM270D dengan pisifera turunan LM239T self, dan memiliki keunggulan dalam produksi CPO dan PKO high CPO, high PKO. DxP PPKS 239 mampu menghasilkan TBS yang tinggi, baik pada usia muda maupun dewasa. Didukung oleh karakter rendemen minyak yang tinggi, varietas DxP PPKS 239 dapat menghasilkan 8,4 ton CPO/ha/tahun. Selain itu, varietas ini juga dapat menghasilkan PKO 0,7 – 0,9 ton/ha/tahun. Dengan mempertimbangkan tingkat produksi CPO dan PKO yang tinggi, varietas DxP PPKS 239 dapat menjadi alternatif bagi pekebun yang ingin mendapatkan total economic value yang lebih tinggi dari kedua jenis minyak tersebut. Varietas DxP PPKS 718 DxP PPKS 718 merupakan varietas turunan Yangambi yang memiliki karakter bobot tandan yang besar big bunch, 10% lebih tinggi dari rerata bobot tandan umumnya. Rerata bobot tandan varietas pada umur 6 – 9 tahun sebesar 22,8 kg/tandan, dan potensi produksi TBS sebesar 32 ton/ha/tahun. Varietas ini merupakan hasil persilangan spesifik antara Dura DA115D self x LM718T self. Dirilis pada tahun 2007 sesuai SK Menteri Pertanian No. 372/Kpts/ Varietas DxP Langkat DxP Langkat merupakan varietas pertama yang dirakit PPKS dari hasil rekombinasi tetua-tetua terbaik beberapa populasi pisifera. Tetua pisifera hasil rekombinasi antara pisifera SP540, Yangambi dan Marihat, disilangkan denga Dura Deli terbaik menghasilkan varietas dengan karakter unggul pelepah yang relatif pendek compact palm dan potensi CPO hingga 8,3 ton/ha/tahun. Selain cocok ditanam di areal bergelombang dan berbukit, varietas ini jga dapat mulai berbuah pada umur 22 bulan setelah tanam. Varietas DxP Langkat dirilis pada tahun 2003 berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 136/Kpts/

Pinang Pinang [1] atau nangpi ( Areca catechu) ( bahasa Inggris: Betel palm) adalah salah satu jenis tumbuhan monokotil yang tergolong palem-paleman. Pohon pinang masuk ke dalam famili Arecaceae pada ordo Arecales. Pohon ini merupakan salah satu tanaman dengan nilai ekonomi dan potensi yang cukup tinggi. Tanaman yang memiliki batang lurus dan Table Of Content [ Close ] Akasia Dikenal Sebagai Pohon Tanah Gambut Sangat Dalam Dan Kedalamannya Bisa Mencapai 10 Untuk Menanam Sawit Dilahan Gambut Diperlukan Beberapa Tips Agar Nantinya Dalam Budidaya Sawit Pada Tanaman Yang Cocok Di Budidayakan Di Lahan Di Indonesia, Banyak Sekali Wilayah Yang Memiliki Jenis Lahan Gambut Dan Kerap Digunakan Oleh Petani Bibit Sawit Yang Cocok Untuk Lahan Gambut. Sebab lahan ini dikisarkan dapat menyimpan lebih dari 600 gt karbon. Sebab lahan ini dikisarkan dapat menyimpan lebih dari 600 gt Yg Cocok Untuk Tanah Gambut Berbagi Tanam from karena itu, ini menjadi waktu yang pas untuk menanam Dampak buruk dari pemakaian pupuk kimia yang berkepanjangan mengakibatkan struktur tanah padat dan keras tidak gembur lagi tanah tidak mampu menyerap air sehingga ph tanah menjadi asam. Tanaman kelapa sawit paling baik ditanam pada lahan gambut yang tipis yaitu ketebalannya kurang dari 50 Dikenal Sebagai Pohon lahan gambutnya lebih dari 50 cm, maka gambut perlu dipadatkan agar. Sementara pjb ubjom pltu pulang pisau akan menyediakan berbagai bibit pohon untuk ditanam di lahan seluas lima hektare. Cara memilih bibit unggul untuk tanaman kelapa Gambut Sangat Dalam Dan Kedalamannya Bisa Mencapai 10 buruk dari pemakaian pupuk kimia yang berkepanjangan mengakibatkan struktur tanah padat dan keras tidak gembur lagi tanah tidak mampu menyerap air sehingga ph tanah menjadi asam. Untuk luasan itu, kami perkirakan akan ada bibit yang akan ditanam, kata andi, usai pelaksanaan penanaman pohon di kawasan btns yang berbatasan langsung dengan kawasan eks transmigrasi di kota palangka raya itu. Berikut ini beberapa jenis bibit kelapa sawit unggulan untuk perkebunan kami rangkum dari pusat penelitian kelapa sawit iopri daftar Menanam Sawit Dilahan Gambut Diperlukan Beberapa Tips Agar Nantinya Dalam Budidaya Sawit Pada sawit memiliki kemampuan untuk menyerap karbon co2, sehingga jika tanaman ini dibudidayakan pada lahan gambut, maka ekosistem lingkungan dan kelestarian alam tetap terjaga. Hal yang paling penting dan perlu diingat adalah lokasi yang akan digunakan tidak bertentangan dengan peraturan dan layak dijadikan tempat usaha. Aplikasi edit video yang digunakan untuk Yang Cocok Di Budidayakan Di Lahan lagi untuk tanaman kelapa sawit yang manakah masih tetap berumur kurang dari 3 tahun. Untuk lebih jelasnya, berikut ini merupakan tata cara dalam pemupukan sawit pada lahan gambut Apabila lahan dalam kondisi kering, hal ini sayangnya membuat lahan gambut mudah Indonesia, Banyak Sekali Wilayah Yang Memiliki Jenis Lahan Gambut Dan Kerap Digunakan Oleh Petani lahan gambut ini juga digunakan atau diterapkan oleh perusahaan kelapa sawit. Dataran rendah seperti muara dan pantai bisa menjadi pertumbuha kelapa sawit. Membudidayakan jenis tanaman palem ini pada areal gambut perlu pertimbangan dan harus dipastikan lahan sesuai untuk budidaya kelapa sawit. bibit jenis sawit yang Jikasudah berwarna oranye, buah mulai rontok dan berjatuhan (buah leles) (Catantora, 2012). e. Biji. Setiap jenis kelapa sawit memiliki ukuran dan bobot biji yang berbeda. Biji dura afrika panjangnya 2-3 cm dan bobot rata-rata mencapai 4 gram, sehingga dalam 1 kg terdapat 250 biji.
Lahan gambut merupakan salah satu jenis lahan basah yang memiliki kandungan asam tinggi akibat penumpukan berbagai sisa organisme selama ribuan tahun. Indonesia merupakan salah satu negara dengan biodervisitas flora yang tinggi di dunia. Beragam flora khas negara tropis banyak ditemukan tersebar di seluruh kepulauan nusantara berdasarkan jenis tanah yang cocok untuk habitat flora tersebut. Salah satu jenis tanah yang ada beberapa pulau di Indonesia adalah lahan gambut. Kita sering mengaitkan lahan ini dengan perkebunan sawit. Tapi, ternyata banyak pohon dan tumbuhan yang dapat hidup di hutan gambut selain kelapa sawit. Pada pembahasan kali ini, kita akan mengulas pohon-pohon yang dapat hidup di lahan gambut untuk proses rehabilitasi, reboisasi dan penghijauan. Apa itu Lahan Gambut? Berdasarkan Permentan Tahun 2009 tentang Pedoman Pemanfaatan Lahan Gambut untuk Budidaya Kelapa Sawit, lahan gambut adalah tanah hasil akumulasi timbunan bahan organik dengan komposisi 65% lebih besar yang terbentuk secara alami dalam kurun waktu ratusan tahun dari pelapukan vegetasi yang hidup diatasnya. Sedangkan menurut Kementrian Kehutanan dalam Permenhut No. 69 Tahun 2011, hutan gambut merupakan salah satu formasi pohon-pohon yang tumbuh di dalam kawasan yang sebagain besarnya terbentuk dari sisa-sisa bahan organik yang tertimbun dalam jangka waktu yang lama. Dari kedua penjelasan tersebut, kita dapat menyimpulkan pengertian lahan gambut adalah tanah yang terbentuk dari hasil sisa-sisa pelapukan bahan organik yang tumbuh ataupuutann hidup di atasnya dalam jangka waktu yang lama. Kondisi tersebut menjadikan lahan gambut sebagai lahan dengan kandungan bahan organik yang tinggi. Namun, hutan gambut memiliki kelemahan yaitu sangat rawan terhadap tingkat kebakaran hutan terlebih saat musim kemarau. Baca juga Gambut Adalah Pengertian, Jenis, Persebaran dan Manfaat Lahan Gambut Persebaran Tanah Gambut di Indonesia Luas tanah gambut di Indonesia pada tahun 2018 berkisar antar 16-17 juta hektar dengan didominasi oleh pepohonan atau tanaman berkayu. Sebagian besar dari proses akumulasi bahan organik pembentuk lahan gambut dipengaruhi oleh proses ā€œerosi-transportasi-deposisiā€ tanah dengan kandungan mineral halus fine-textured weathering products oleh karena itu umumnya endapan gambut pada lapisan bawah atau yang terbesar di sekitar sungai, material gambut sering tercampur dengan bahan mineral yang disebut dengan peaty clay dengan kandungan bahan organik sebesar 30%-65%. Hutan gambut di Indonesia tersebar di pulau-pulau sekitar paparan Sunda yaitu di pantai timur Pulau Sumatera, pantai Barat dan Selatan Kalimantan, dan di sekitar paparan Sahul yaitu di pantai Barat dan Selatan Papua. Berdasarkan hasil kajian Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian BBSDLP, persebaran tanah gambut paling banyak berada di pulau Sumatera sejumlah 36,2% , Kalimantan sejumlah 25,4% dan Papua sejumlah 38,4% dari luas total hutan gambut di Indonesia. Tanah gambut memiliki ciri-ciri dengan kondisi pH asam, miskin unsur hara, namun memiliki kandungan bahan organik yang tebal dan selalu terendam air. Kondisi unik ini menjadi ciri khas yang membedakan tanah gambut dengan jenis tanah lain. Akibatnya, jenis tumbuhan yang hidup didalam ekosistem lahan gambut memiliki adaptasi terhadap hutan gambut. Sejak zaman kolonialisme Belanda, penelitian terhadap lahan gambut telah dilakukan. Tanah gambut cenderung memiliki keanekaragaman vegetasi yang rendah jika dibandingkan dengan hutan hujan tropis. Namun, karakteristik spesies dan vegetasi di dalam ekosistem gambut lebih tinggi bila dibandingkan dengan ekosistem lahan kering pada zona biogegografi yang sama. Semakin tebal gambut di lahan tersebut, maka semakin sedikit jenis vegetasi yang dapat tumbuh. Sebab pasokan zat hara yang dapat diperoleh melalui air hujan. Begitupun sebaliknya, semakin tipis lapisan gambut, maka semakin beragam pula jenis vegetasi yang hidup diatasnya atau yang kita kenal dengan mixed forest. Habitat mixed forest tediri atas pepohonan kayu besar dan tumbuhan semak lebat. Habitat ke arah kubah gambut deep peat forest memiliki keanekaragaman vegetasi yang rendah dan hanya terdiri atas pepohonan berukuran kecil dengan tingkat kerapatan yang rendah. Baca juga Perusahaan Induk Oreo Menanam Pohon Bersama LindungiHutan Berikut ini beberapa jenis pohon yang dapat tumbuh dan hidup di lahan gambut 1. Pohon Ramin Gonystylus bancanus Foto pohon Ramin dewasa Kiri dan ketika baru bertumbuh Kanan Dokumentasi Hesti Lestari Tata dan Adi Susmianto/ KingdomPlantaeSubkingdomTracheobiontaSuperdivisiSpermatophytaDivisiMagnoliophytaKelasMagnoliopsidaSubkelasRosidaeOrdoMyrtalesFamiliThymelaeaceaeGenusGonystylusSpesiesGonystylus bancanus Miq. klasifikasi taksonomi pohon ramin Gonystylus bancanus. Morfologi Pohon Ramin memiliki daun dengan bentuk bulat lonjong tau oval dengan ujung daun berlipat berwarna hijau muda. Struktur tulang daun pada ramin banyak. Namun cenderung semu dan merupakan daun tunggal. Buah ramin memiliki permukaan yang pada umumnya akan terpecah menjadi 3 bagian saat sudah matang atau merekah berukuran kurang lebih 4,5 cm dengan rongga berukuran kurnag lebih 3 cm. Tanaman ini mempunyai batang berbentuk bulat dan lurus dengan tinggi dapat mendapat 40-45 meter. Batang bebas pohon ramin dapat mencapai ketinggian 20-30 meter dengan diameter batang bagian bawah berkisar 60-120 cm. Kayu pohon ramin biasa disebut dengan kayu miang dan mengeluarkan getah yang menyebabkan rasa gatal jika terkena permukaan kulit. Habitat Ramin Gonystylus bancanus merupakan salah satu jenis tanaman dengan daun yang selalu hijau dan membutuhkan intensitas cahaya yang cukup tinggi. Pohon ramin dapat ditemukan di Kalimantan Tengah, Sumatera Barat bahkan beberapa terdapat juga di Semenanjung Selatan dan Serawak, Malaysia serta wilayah pesisir rawa di Brunei Darussalam. Manfaat Hasil tebangan pohon ramin berwarna kuning dan akan mengalami perubahan warna menjadi putih kekuning-kuningan sampai kering. Kayu yang sudah kering tergolong di dalam kategori kelas awet V yang mudah terserang bubuk kayu basah atau jamur biru, namun tetap dapat diawetkan kembali. Karena kayu ramin mudah untuk diawetkan dan berterkstur halus serta memiliki corak kayu yang indah, pohon inisering dijadikan komoditas untuk konstruksi ringan, kayu lapis, bahan untuk kusen jendela dan pintu, hingga dapat dijadikan bahan untuk wewangian dan obat karena termasuk ke dalam kayu yang memiliki gaharu. Selain itu, kayu ramin juga sering dijadikan sebagai bahan pembuatan desain interior bangunan, kerajinan tangan dan perabotan rumah. 2. Jelutung Rawa Dyera costulata KingdomPlantaeSubkingdomTracheobiontaSuperdivisiSpermatophytaDivisiMagnoliophytaKelasMagnoliopsidaSubkelasAsteridaeOrdoMyrtalesFamiliApocynaceaeGenusDyeraSpesiesDyera costulata Miq. Hook. klasifikasi taksonomi pohon jelutung rawa Dyera costulata. Foto bibit pohon Jelutung Rawa yang dapat hidup di lahan gambut Dokumentasi Konsorsium Paludikultur Indonesia Morfologi Jelutung rawa adalah jenis tanaman asli yang tumbuh di rawa-rawa gambut atau lahan gambut. Di Pulau Sumatera, pohon jelutung rawa dikenal dengan nama jelutung atau nalutung, adapun di Kalimantan biasa dikenal dengan nama pantung atau pulut. Pohon jelutung rawa memiliki ketinggian hingga 60 meter dan diameter dalam ukuran setinggi dada orang dewasa yaitu 200 cm. Kulit pohon jelutung rawa berwarna abu-abu atau abu-abu kemerahan dengan tekstur licin hingga kasar dengan adanya lenstisel. Tanaman ini memiliki akar nafas atau pneumatafor sehingga memungkinkannya untuk bertahan hidup di air yang menggenang. Jelutung rawa dewasa memiliki daun berbentuk lonjong dengan ujung daun berlelekuk dan dasar daun runcing. Permukaan bawah daun berwarna hijau keputihan. Buah jelutung rawa berukuran panjang 20-25 cm berwarna coklat. Batang pohon jelutung menghasikan getah berwarna putih. Habitat Pohon jelutung rawa memiliki penyebaran alami di Pulau Sumatera, Semenanjuung Malaysia, dan Kalimantan. Di Indonesia jelutung rawa menyebar di tepi sungai, rawa dan rawa gambut di Pulau Sumatera dan Kalimantan, yaitu di pesisir timur Sumatera yaitu Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Manfaat Jelutung rawa dapat dibudidayakan untuk dimanfaatkan batang pohon serta getahnya. Kayu jelutung memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Kayu yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai log, kayu lapis, dan bubur kayu jika diolah lagi dapat menjadi produk berupa meja, papan gambar, baklak, ukiran, batang korek api, pensil, kertas dan lainnya. Getah pohon jelutung rawa memiliki karakteristik seperti getah karet yang dimanfaatkan sebagai bahan isolator kabel, bahan baku permen karet, ban motor, mobil dan lainnya. Baca juga Reboisasi Adalah Pengertian, Tujuan dan Manfaat Reboisasi 3. Punak Tetrameristra glabra Bagian-bagian pohon Punak Dokumentasi KingdomPlantaeDivisiSpermatophytaKelasAngiospermaeOrdoDicotyledonesFamiliTheaceaeGenusTetrameristraSpesiesTetrameristra glabraTabel klasifikasi taksonomi pohon punak Tetrameristra glabra. Morfologi Punak termasuk tanaman khas lahan gambut yang berpeluang untuk materi rehabilitasi hutan rawa gambut yang terdegradasi. Punak dapat beradaptasi dengan baik di ekosistem gambut yang telah rusak. Pohon punak dapat mencapai ketinggian 37 meter dan diameter batang sekitar 150 cm 1,5 meter. Daunnya tidak memiliki daun penumpu atau stipule, tetapi daun muda dapat menjadi penumpu pada ujung ranting. Daun-daun pohon ini berpusat pada ujung ranting, bserselang-seling, tulang daun menyirip dan memiliki permukaan daun gundul. Diameter bunga pohon punak yaitu berkisar 13 mm dengan warna hijau kekuningan, berbentuk menyerupai payung. Buahnya berdiameter 15 mm dan berwarna keunguaan terdiri atas 4-5 biji. Habitat Pohon punak tersebar di rawa-rawa gambut atau lahan gambut di Sumatera, Kalimantan, dan Semenanjung Malaysia. Pohon punuk mampu tumbuh di hutan dengan ketinggian 500 mdpl. Selain tumbuh di lahan gambut pohon punuk juga dapat tumuh di tanah alluvial, sepanjang sungai berpasir hingga tanah lempung. Manfaat Kayu pohon punak dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi bangunan karena termasuk kedalam golongan kayu kelas kuat II. Umumnya dimanfaatkan sebagai pembuatan kuda-kuda, kaso, reng, kusen pintu atau jendela. 4. Bungur Lagerstroemia speciosa Foto bunga bungur berwarna keungu-unguan Dokumentasi Kehati DIY KingdomPlantaeSubkingdomTracheobiontaSuperdivisiSpermatophytaDivisiMagnoliophytaKelasMagnoliopsidaSubkelasRosidaeOrdoMyrtalesFamiliLythraceaeGenusLagerstroemiaSpesiesLagerstroemia speciosa L. klasifikasi taksonomi pohon bungur Lagerstroemia speciosa. Morfologi Bungur adalah tanaman asli Asia Tenggara dan Asia Selatan. Bungur memiliki bunga berwana puith, ungu yang bergerumbul indah saat mekar. Tumbuhan biasa disebut dengan bungur dalam bahasa jawa, pride of India atau queen crape myrtle inggris, jarul bengali/Hindi, banaba Filipina, dan lainnya. Habitus bungur berupa pohon kecil atau sedang dengan rata-rata ketinggian dapat mencapai hingga 20 meter. Daun pohon bungur meranggas dengan bentuk daun lonjong atau elips berujung lancip. Panjang daunnya sekitar 8-15 cm dengan lebar 3-7 cm. Bunga pohon bungur bergerumbul dalam malai tegak dengan kisaran panjang 20-40 cm. Masing-masing bunga memiliki kelopak dengan panjang 2-3,5 cm dan hanya mekar sekali dalam setahun. Habitat Habitat pohon bungur tersebar di daratan Asia Tenggara dan Asia Selatan, yaitu Indonesia, Vietnam, Filiphina, India dan sekitarnya. Manfaat Pada beberapa negara, daun pohon bungur dimanfaatkan sebagai minuman teh herbal. Daunnya dapat dikonsumsi sebagai sayuran. Di Indonesia, pohon bungur digunakan sebagai tanaman hias dan peneduh di tepi jalan. Baca juga 10+ Pohon Endemik Asli Indonesia 5. Meranti Rawa Shorea pauciflora KingdomPlantaeSubkingdomTracheobiontaSuperdivisiSpermatophytaDivisiMagnoliophytaKelasMagnoliopsidaSubkelasDilleniidaeOrdoThealesFamiliDipterocarpaceaeGenusShoreaSpesiesShorea paucifloraTabel klasifikasi taksonomi pohon meranti rawa Shorea pauciflora. Morfologi Meranti termasuk tanaman yang memiliki resin pada empulur, kayu dan kulit batang. Pohon meranti memiliki daun tunggal dan pertulangan daunnya menyirip. Bunganya merupakan bunga bisesksual. Daun mahkota berjumlah 5 dan buah meranti memiliki isi 1 biji. Kayu dari pohon meranti keras namun ringan dengan warna merah tua atau kecoklatan. Habitat Pohon meranti merupakan pohon besar penyusun utama sebagian besar hutan tropis basah di dataran rendah tropis Asia. Di Indonesia, meranti tersebar di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Manfaat Kayu meranti memiliki karakteristik keras namun ringan sheingga cocok digunakan untuk bahan baku bangunan, furniture, perabotan rumah, dan lainnya. Selain itu pohon meranti dapat digunakan sebagai tanaman hias dan peneduh yang baik. 6. Balangeran Shorea balangeran KingdomPlantaeSubkingdomTracheobiontaSuperdivisiSpermatophytaDivisiMagnoliophytaKelasMagnoliopsidaSubkelasDilleniidaeOrdoThealesFamiliDipterocarpaceaeGenusShoreaSpesiesShorea balangeran BurckTabel klasifikasi taksonomi pohon balangeran Shorea balangeran. Morfologi Pohon balangeran cukup berpotensi bila dikembangkan di lahan gambut karena memiliki nilai ekonomi atau komersial. Balangeran hidup secara berkelompok di ketinggian 0-100 mdpl dengan tinggi pohon berkisar antara 20-25 m, panjang batang 15 cm dengan diamater dapat mencapai 50 cm. Habitat Balangeran merupakan salah satu jenis tanaman endemik Asia Tenggara yang umum ditemui di lahan gambut basah di Pulau Sumatera dan Kalimanntan. Tumbuhan ini di Kalimantan bisa dikenal dengan Pohon Belangiran, kahoi, kawi, di Sumatera dikenal juga dengan sebutan belangeran, belangir, dan melangir. Manfaat Tanaman Balangeran dewasa memiliki kulit luar berwarna merah tua sampai kehitaman dengan ketebalan 1-3 cm, memiliki alur kulit dangkal dan tidak mengelupas. Tekstur kayu bangaleran memiliki serat kayu yang agak kasar hingga kasar merata. Serat kayu bangaleran lurus dan jika kita raba pada bagian permukaan kayunya akan terasa licin dan di beberapa bagian tempat terasa lengket karena adanya getah atau damar. Kayu dari pohon bangaleran merupakan kayu kaulitas tinggi yaitu kelas awet II dan kelas kuat II yang umumnya digunakan sebagai bahan bangunan, jembatan, lunas perahu, bantalan dan tiang listrik karena tidak mudah mengalami pelapukan. Baca juga Perusahaan Furniture Ikut Berperan dengan Menanam Pohon di Sumatera 7. Bintangur Calophyllum inophyllum KingdomPlantaeSubkingdomTracheobiontaSuperdivisiSpermatophytaDivisiMagnoliophytaKelasMagnoliopsidaSubkelasDilleniidaeOrdoThealesFamiliClusiaceaeGenusCalophyllumSpesiesCalophyllum inophyllum klasifikasi taksonomi pohon bintangur Calophyllum inophyllum. Morfologi Pohon bintangur memiliki ciri-ciri pohon berukuran sedang, berbatang pendek dengan kisaran ketinggian 10-25 meter dan diameter batang 1-2 meter. Batang pohon bintangur mengeluarkan getah berwarna putih jika dilukai. Daun pohon bintangur duduk berhadapan, keras seperti kulit dan berwarna hijau mengkilap dengan ujung meruncing. Tulang daunnya sejajar dan memiliki serat yang halus. Bunga yang dihasilkan oleh pohon bintangur berwarna putih teridiri dari 4 daun kelopak dan 8 daun mahkota bunga dengan letaknya berada di ketiak daun. Buah pohon bintangur berbentuk bulat hingga oval memanjang dengan ketebalan sedang, memiliki lapisan keras berwarna hijau keabu-abuan dan berbuah sepanjang tahun. Habitat Pohon bintangur umumnya dapat kita temui di pesisir pantai dan kadang dijumpai pula di tanah berpasir sampai pada ketinggian 200 mdpl. Persebaran bintangur berada di dataran rendah di pantai Papua dan hanya ada sedikit di daerah lain. Manfaat Getah yang dihasilkan dari daun pohon bintangur dapat mengobati sakit mata dengan cara dilarutkan dengan air. Air rebusan dari daun yang sudah mengering dapat dimanfaatkan sebagai obat dari infeksi pada kulit, dan luka. Daun yang masih segar pundapat dipanaskan sampai lunak dan hangat untuk mengompres luka borok dan bisul. 8. Pohon Kempas Koompassia malaccensis KingdomPlantaeSubkingdomTracheobiontaSuperdivisiSpermatophytaDivisiMagnoliophytaKelasMagnoliopsidaSubkelasRosidaeOrdoFabalesFamiliCaesalpiniaceaeGenusKoompassiaSpesiesKoompassia malaccensis Maing. ex klasifikasi taksonomi pohon kempas Koompassia malaccensis. Morfologi Tanaman yang dapat tumbuh di lahan gambut lainnya yaitu kempas. Pohon kempas dapat dikenali dengan batang pohonnya yang menjulang tinggi, berwarna keputih-putihan dengan tinggi cabang pertama mencapai 30 meter. Diameter batang pohon kempas dapat mencapai 60-100 cm. Daunnya bergabung menjadi satu tangkai dengan buah tipis. Batang pohon kempas halus dan licin, akar papan atau akar bebanir namun tidak menghasilkan getah. Habitat Pohon kempas tersebar di Malaysia, Sumatera, Bangka Belitung, dan Kalimantan. Pohon ini menyukai dataran rendah dibawah ketinggian 600 mdpl di tanah-tanah kering. Manfaat Pemanfaatan pohon kempas yaitu terdapat pada kayunya. Kayu kempas digunakan sebagai bahan konstruksi berat, bantalan kereta api, kerangka pintu karena kekerannya yang sangat tinggi namun keawetannya cenderung rendah. 9. Nyantoh Palaquium rostratum KingdomPlantaeSubkingdomTracheobiontaSuperdivisiSpermatophytaDivisiMagnoliophytaKelasMagnoliopsidaSubkelasDilleniidaeOrdoEbenalesFamiliSapotaceaeGenusPalaquiumSpesiesPalaquium rostratum Miq. BurckTabel klasifikasi taksonomi pohon nyantoh/nagasari Palaquium rostratum. Morfologi Pohon nyantoh atau yang dalam penyebutan bahasa Indonesia yaitu pohon Nagasari memiliki beberapa nama di daerah persebarannya seperti Bakulo Palembang, Balam Pucung Kubu, Nyantoh Darat Bangka, Nyatoh Terung Lampung, dan lainnya. Pohon ini tumbuh dengan ketinggian bekisar 30 meter dan diameter mencapai 120 cm danmemiliki batang yang lurus, bulat torak dengan banir tipis dan lebar. Kayu pohon nnyantoh berwarna coklat kemerahan, mengkilat, berurat indah dan ringan. Buah pohon nyantoh berwarna hijau memanjang. Habitat Di Indonesia pohon ini tumbuh di Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Kep. Sunda Kecil, Sulawesi dan Maluku. Pohon ini banyak tumbuh di hutan tropis dataran rendah sampai ketinggian 1500 mdpl. Selain itu pohon ini juga sering dijumpai di daerah rawa-rawa dan lahan gambut. Manfaat Pemanfaatan pohon nyantoh sendiri adalah pada bagian kayunya yaitu digunakan sebagai bahan perabotan rumah seperti, lantai, dan furniture. Bunga nyantoh juga digunakan sebagai obat diare, aromatik, dan gangguan jiwa. Minyak dari biji nyantoh dapat dimanfaatkan untuk lampu, obat luka, encok, kulit menggerisil, urat darah membesar dan sakit panas. Baca juga Pohon Beringin Ciri-ciri, Jenis, Fakta Menarik dan Manfaat Beringin 10. Pohon Perepat/Tumih Combretocarpus rotundatus KingdomPlantaeSubkingdomTracheobiontaSuperdivisiSpermatophytaDivisiMagnoliophytaKelasMagnoliopsidaSubkelasRosidaeOrdoCucurbitaleaeFamiliAnisophylleaceaeGenusCombretocarpusSpesiesCombretocarpus rotundatus Miq. DanserTabel klasifikasi taksonomi pohon perepat/tumih Combretocarpus rotundatus. Morfologi Pohon perepat selalu hijau dengan ketinggian dapat mencapai 15 meter. Memiliki kulit kayu berwarna putih tua hingga coklat. Daun pohon perepat berkulit dengan gagang daun sepanjang 6-15 mm, berbentuk bulat telur terbalik dan ujung membulat. Bunga pohon perepat merupakan bunga biseksual dengan warna kemerahan seperti lonceng. Habitat Pohon ini tidak toleran terhadap air tawar dalam jangka waktu yang lama dan cenderung menyukai tanah yang bercampur lumpur dan pasir, atau batuan dan karang. Umumnya banyak dijumpai di sepanjang pesisir pantai yang terlindung dari hempasan gelombang. Pohon perpat juga sering ditemui di muara sekitar pulau lepas pantai dan lahan gambut. Jenis flora ini tersebar dari Afrika Utara dan Madagaskar hingga Asia Tenggara, seluruh Indonesia, Malaysia, Filipina, Australis Tropis, kepulauan Pasifik Barat dan Oceania Barat Daya. Manfaat Buah pohon perepat dapat dimakan dan memiliki rasa yang asam. Sedangkan kayunya dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan perahu dan bahan bangunan serta bahan bakar. 11. Pulai Rawa Alstonia pneumatophora KingdomPlantaeSubkingdomTracheobiontaSuperdivisiSpermatophytaDivisiMagnoliophytaKelasMagnoliopsidaSubkelasAsteridaeOrdoGentianaleaeFamiliApocynaceaeGenusAlstoniaSpesiesAlstonia pneumatophora BackerTabel klasifikasi taksonomi pohon pulai rawa Alstonia pneumatophora. Morfologi Pohon pulai rawa memiliki ketinggian 40-50 meter dan berdiamter mencapai 100 cm bahkan dapat lebih. Tumbuhan ini memiliki batang bergalur berwarna abu-abu hingga putih dengan permukaan batang halus sampai bersisik. Kulit pohon ini sangat tebal di bagian dalam namun tipis di bagian luas. Kayunya berwarna orange sampai kecoklatan dan memiliki getah yang melimpah. Daun pohon pulai rawa terususun secara vertikal dan merupakan dau tunggal berbentuk oval dan bulat pada bagian ujungnya. Memiliki pertulangan daun sejajar dan bunga berwarna putih berpasangan dengan panjang sekitar 25-30 cm. Habitat Pohon pulai rawa tersebar di pulau Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. Berada di rawa-rawa gambut atau lahan gambut dengan kondisi tanah berpasir yaitu dekat pantai, hutan rawa dan dekat sungai besar. Manfaat Kayu yang dihasilkan dari pohon pulai rawa digunakan untk pembuatan ukiran, peti, dan kayu lapis. Sedangkan getahnya dapat digunakan sebagai obat penyakit kulit. 12. Pohon Rengas Gluta renghas KingdomPlantaeSubkingdomTracheobiontaSuperdivisiSpermatophytaDivisiMagnoliophytaKelasMagnoliopsidaSubkelasRosidaeOrdoSapindalesFamiliAnacardiaceaeGenusGlutaSpesiesGluta renghas klasifikasi taksonomi pohon rengas Gluta renghas. Morfologi Pohon ingas atau rengas memiliki ketinggian 40-45 meter. Bentuk tajuknya lebat dan melebar, berbentuk kubah dengan percabangan batang yang besar dan panjang. Memiliki batang silindris dan berdiamter berkisar 90-120 mm. Kulit luar batang bertekstur kasar, dan mengelupas seperti sisik. Warna kulit pohon jingga merah, cokelat kemerahan, abu kemerahan, atau cokelat keabu-abuan diselingi noda noda getah berwarna hitam. Getah pohon rengas sangat beracun dan dapat menimbulkan iritasi hebat pada kulit yang biasa dikenal dengan pohon bergetah panas. Daun pohon ini berbentuk daun tunggal dengan bentuk ujung runcing dan mengelompok. Habitat Habitat pohon rengas tersebar secara alami di daerah Madagaskar, India, Burma, Andama, Indochina, Semenanjung Malaya dan Indonesia kecuali kepulauan Nusa Tenggara. Manfaat Kayu rengas dimanfaatkan sebagai bahan untuk furniture, dekorasi, lantai, dan kayu lapis serta kerajinan karena memiliki corak garis yang indah. Kayunya juga dapat dimanfaatkan sebagai tiang dan balok rumah, jembatan serta bantalan rel kereta api. Untuk mendapatkan kualitas kayu yang baik, kayu pohon rengas harus dikeringkan secara maksimal. Selain itu getah pohon rengas juga dimanfaatkan sebagai industri pernis. 13. Pohon Terentang Campnosperma sp Morfologi Terentang merupakan tanaman potensial yang digunakan untuk bahan pembuatan kertas. tinggi rata-rata pohon terentang yaitu 15,42 meter dengan tinggi bebas cabang 8,95 meter. Pohon ini memiliki diameter rata-rata 23,50 cm. Kayunya berwarna putih kelabu hingga merah muda dan bertekstur lunak dan tidak tahan pecah. Habitat Habitat pohon terentang menyebar di dunia termasuk Asia Tenggara, di Indonesia tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluki dan Irian Jaya. Pohon terentang menyukai lahan gambut halus, lempung dan berpasir pada kedalaman 3-5 meter di ketinggian 10 mdpl di iklim A. Terentang juga dapat ditemukan di hutan dengan tanah berdrainase baik hingga ketinggian mdpl. Manfaat Kayu terentang termasuk kedalam kayu kelas kuat III, dimanfaatkan untuk kotak korek api, kayu lapis, furniture, sandal, pensil dan bahan mentah untuk chipboard dan pulp kertas. Baca juga Pengertian Sumber Daya Alam, Jenis, Ciri-ciri dan Contoh-contoh SDA Referensi dan rujukan artikel. Penulis Rifdah Qotrunnada Editor M. Nana Siktiyana

BibitKaret Klonal dalam Polybag Cocok untuk Lahan Bekas Hutan. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol .27, No.6 Indriyani, L.W. 2011. Uji Aktivitas Imunomodulator Ekstrak N-heksana Daun Sirih Merah (Piper crocatum Lamk) Terhadap Aktivitas Fagositosis Makrofag dan Proliferasi Sel Limfosit Tikus yang Diinduksi Vaksin

Sponsors Link Lahan gambut merupakan lahan yang memiliki kondisi tanah jenuh air serta terbentuk dari endapan yang dapat berasal dari penumpukkan residu jaringan tumbuhan dari masa lampau yang kemudian melapuk. Lahan gambut menjadi ekosistem penyimpanan serta penyerap karbon yang sangat penting. Sebab lahan ini dikisarkan dapat menyimpan lebih dari 600 Gt karbon. Apabila lahan dalam kondisi kering, hal ini sayangnya membuat lahan gambut mudah terbakar. Namun pada saat yang bersamaan, diatas lahan gambut inilah jutaan petani dapat melangsungkan hidup. Lahan gambut memiliki ciri khas. Diantara ciri tersebut adalah sebagai berikut Kondisi tanah basah dan umunya terdapat di lokasi lahan yang gambut memiliki warna yang cukup dalam tanah gambut, terdapat kandungan asam yang tinggi sehingga tanah ini tidak cukup mudah untuk digunakan sebagai media bercocok ini tergolong kepada tanah yang kurang ini banyak terbentuk di area rawa, serta memiliki tekstur tanah yang lunak dan besar tanah gambut masih memiliki kondisi yang rimbun pepohonan dan juga menjadi habitat tumbuhan serta hewan yang langka. Hutan yang masuk ke dalam lahan gambut cenderung menyimpan karbon dalam jumlah yang besar. Hal ini menyebabkan karbon menjadi tersimpan dengan baik, mulai dari permukaan sampai mencapai ke dalam tanah hingga menembus kedalaman mencapai lebih dari 10 meter. Peranan tanah gambut dalam bidang hidrologi sangatlah penting. Lahan gambut dapat menjadi pengendali banjir ketika musim penghujan datang serta menyimpan cadangan air pada saat musim kemarau juga pengaruh radiasi terhadap tanamancontoh tumbuhan fitoremediasicara tumbuhan melindungi diriLahan gambut sendiri terbentuk dari proses dekomposisi vegetasi yang tidak sempurna, yakni berasal dari sisa-sisa pohon, rerumputan dan juga lumut. Akan tetapi dekomposisi hewan yang telah mati dan menjasi lapuk ataupun belum lapuk ternyata juga dapat menjadi penyebab terbentuknya tanah gambut. Namun dengan syarat, tanah tersebut berada di dalam kondisi lingkungan yang basah. Sebab, kondisi anaerob pada tanah gambut memiliki jumlah organisme pengurai yang sedikit. Tanah gambut sendiri terbagi menjadi dua macam, yakniGambut topogen. Gambut topogen merupakan jenis tanah gambut yang posisinya berada di atas tanah mineral yang terletak di dasar perairan. Karena lokasinya berada di dasar perairan, maka jenis tanah ini dapat mengendap dan juga menumpuk pada dasar perairan. Lama-lama daerah tersebut akan terpengaruh oleh tanah ini. Namun tumbuhan masih dapat tumbuh dan berkembang biak dengan baik di dalam tanah ombrogen. Tanah gambut ombrogen terkadang dianggap juga sebagai tanah gambut sekunder. Sebab tanah ini merupakan tanah gambut yang berkembang di bagian atas tanah gambut topogen. Sehingga tanah ini menutupi lapisan tanah gambut topogen dan tebalnya dapat melebihi permukaan danau. Peranan air hujan pada tanah ini adalah sebagai pembersih lapisan tanah sehingga tanah gambut ombrogen menjadi miskin zat yang sudah disinggung sebelumnya, menanam tanaman pada tanah atau lahan gambut bukanlah sesuatu hal yang mudah. Tidak semua jenis tanaman akan cocok pada kondisi tanah ini. Namun terdapat beberapa jenis tanaman yang cocok untuk lahan gambut. Tanaman tersebut diantaranya adalah sebagai berikut Tanaman Sawit Sawit atau kelapa sawit termasuk ke dalam tumbuhan industri penghasil minyak. Maka dari itu, apabila dilihat dari segi industri, perkebunan kelapa sawit sangatlah menguntungkan. Tidak jarang pula ditemukan hutan-hutan yang kemudian di konversi menjadi lahan sawit. Tanaman ini berbentuk sebuah pohon yang ketinggiannya dapat mencapai 24 meter. Meskipun memiliki akar serabut, namun pohon ini dapat berdiri tegap dan kokoh. Sawit memiliki daun berwarna hijau tua dan penampilannya hampir menyerupai tanaman AkasiaAkasia merupakan jenis tanaman yang temukan di Australia, lalu menyebar ke berbagai daerah tropis lainnya serta negara-negara beriklim sedang seperti Eropa, Asia Selatan dan juga Amerika. Nama Akasia berasal dari kata akis, dari Bahasa Yunani yang memiliki arti duri. Tanaman ini bisa tumbuh dengan cepat dan juga memiliki ketahanan terhadap kondisi lingkungan dan KaretKaret atau Hevea brasiliensis ini merupakan tanaman berbatang lurus yang berasal dari Brazil. Tanaman karet mulai dibudidayakan sekitar tahun 1876 di Indonesia, Malaysia dan juga Singapura. Jenis tanaman ini cukup baik untuk dibudidayakan pada kondisi lahan kering serta lahan yang juga perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhancontoh tanaman hidroponik sederhanaPohon RaminKayu ramin berasal dari pohon bergenus Gonystylus yang banyak tumbuh di daerah rawa gambut. Diperkiran terdapai sekitar sepulih jenis pohon Ramin yang tersebar di Meranti Pohon meranti atau Shorea sp, merupakan pohon yang dapat memiliki bunga dan buah secara bersamaan. Pada saat musim tumbuh tiba, hal ini sangat menguntungkan pengusaha karena bahan bibit dapat langsung beberapa penjabaran dari tanaman apa yang cocok di tanah gambut yang dapat Anda ketahui. Semoga bermanfaat! Sponsors Link BantahBakar Hutan Papua untuk Sawit, Korindo: Kabar Bohong yang Sengaja Diulang-ulang ; Lahan tersebut yang berada di areal PT Tunas Sawa Erma Blok E sesuai dengan perjanjian dan jumlah yang telah disepakati bersama, termasuk dengan Petrus Kinggo yang menjadi narasumber di pemberitaan tersebut.
December 11, 2016 Kebun sawit selain memberi manfaat ekonomi dan meningkatkan biomas lahan gambut juga ternyata merupakan tanaman yang paling realistis untuk lahan gambut Para LSM dan sebagian pakar secara tendensius ā€œmengkambinghitamkanā€œ bahwa pemanfaatan lahan gambut untuk kegiatan pertanian/perkebunan/HTI adalah penyebab dari kebakaran. Kebakaran memang terjadi, baik pada lahan gambut budidaya maupun pada areal gambut di hutan lindung/hutan konservasi. Oleh karena itu tuduhan tersebut selain tidak semuanya benar, juga tidak banyak gunanya. Areal gambut terdiri dari lahan gambut untuk budidaya dan untuk hutan lindung. Sesuai dengan peraturan yang berlaku, lahan gambut untuk budidaya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian/perkebunan baik oleh petani maupun oleh perusahaan. Jadi, pemanfaatan lahan gambut budidaya untuk pertanian/perkebunan tidak melanggar hukum. Dari luas gambut dunia hanya sekitar 20 persen berupa hutan gambut. Sebagian besar yakni 80 persen dimanfaatkan untuk kegitan pertanian dan kegiatan lainnya Wet International, 2008; Strack, 2008. Penyebaran pertanian gambut global sekitar 39 persen berada di kawasan Amerika, Asia 44 persen, Eropa 11 persen dan sisanya di kawasan lain. Negara terbesar yang memanfaatkan gambut untuk pertanian adalah Rusia 130 juta hektar, disusul Kanada 97 juta hektar dan Amerika Serikat 12 juta hektar. Dengan data pemanfaatan gambut tersebut, tidak ada yang salah jika selama ini pemerintah memberikan izin pemanfaatan lahan gambut untuk kegiatan pertanian. Kedepan juga, pemerintah tidak perlu ragu-ragu untuk melanjutkan kebijakan pemanfaatan lahan gambut untuk pertanian. Lantas tanaman apa yang paling realistis untuk lahan gambut? Sampai saat ini fakta emperis menunjukkan bahwa kebun sawitlah yang paling realistis dikembangkan di lahan gambut. Bukti emperisnya dapat dilihat di Pesisir Timur Sumatera Utara dimana ratusan ribu hektar kebun sawit di lahan gambut telah dikembangkan petani dan korporasi sejak 100 tahun lalu sampai saat ini. Juga di Malaysia ada jutaan hektar kebun sawit gambut yang telah berkembang. Lagi pula kebun sawit di lahan gambut sudah lebih dari 75 tahun dibudidayakan di Indonesia. Kebun sawit gambut di Pesisir Timur Sumatera Utara dan Malaysia misalnya selain telah berlangsung 50-100 tahun, juga tidak pernah terbakar, dan memiliki tata kelola yang relatif lebih baik. Petani sawit gambut di daerah tersebut bahkan sudah memasuki generasi kedua atau ketiga dan menghasilkan banyak sarjana dari pendapatan sawit. Karena itu, sulit untuk tidak mengatakan bahwa kebun sawit gambut tersebut tidak berkelanjutan sustainable baik secara sosial, ekonomi maupun lingkungan. Di daerah lain seperti daerah lahan gambut Riau, Jambi, Sumatera Selatan dan Kalimantan juga sedang berkembang kebun sawit gambut baik oleh petani maupun korporasi. Itu adalah fakta pilihan rasionalitas dan belajar dari kebun sawit gambut Pesisir Timur Sumatera Utara maupun Malaysia. Berbagai penelitian Subiham, 2013 mengungkap bahwa kebun sawit dilahan gambut meningkatkan biomas lahan gambut. Masalahnya selama ini teknologi budidaya di lahan gambut belum sepenuhnya ramah lahan gambut. Selain itu pengelolaan tata air lahan gambut budidaya juga belum sepenuhnya dilakukan dalam satu kesatuan hidrologis. Kedua hal tersebut telah membuat lahan gambut budidaya belum terkelola secara berkelanjutan. Kehadiran pertanian termasuk kebun sawit dilahan gambut juga sebagai bagian dari restorasi gambut. Selain memberi manfaat ekonomi, juga dapat bekontribusi dalam menyumbang penambahan biomas gambut secara berkesinambungan. Source Halaman dilihat 1808 Continue Reading
.
  • gszyxsh253.pages.dev/421
  • gszyxsh253.pages.dev/780
  • gszyxsh253.pages.dev/740
  • gszyxsh253.pages.dev/698
  • gszyxsh253.pages.dev/898
  • gszyxsh253.pages.dev/499
  • gszyxsh253.pages.dev/1
  • gszyxsh253.pages.dev/452
  • gszyxsh253.pages.dev/806
  • gszyxsh253.pages.dev/951
  • gszyxsh253.pages.dev/707
  • gszyxsh253.pages.dev/770
  • gszyxsh253.pages.dev/48
  • gszyxsh253.pages.dev/642
  • gszyxsh253.pages.dev/935
  • jenis bibit sawit yang cocok untuk lahan gambut