Sayabertanya kepada istri almarhum, apakah yang telah dilakukan oleh almarhum semasa hayatnya. 1. Apakah dia pernah menzalimi orang alim ? kejadian pembelahan dada yang dilakukan oleh Malaikat Jibril kepada Rasulullah membuat Halimah khawatir sehingga dia mengembalikan kepada ibunya, maka Rasulullah Saw hidup bersama ibunya sampai berusia 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID dMO4MxySsXjigouv0uRzBIkoNjrJU1h4w85eCsK4nD2nAZwv6jjoRw==
Mazhabini lahir di Madinah kemudian berkembang ke negara lain khususnya Maroko. Beliau sangat hormat kepada Rasulullah dan cinta, sehingga beliau tidak pernah naik unta di kota Madinah karena hormat kepada makam Rasul. Mazhab Syafi’i Tokoh utamanya adalah Al-Imam Muhammad bin Idris As-Syafi’i Al-Quraisyi.

Jakarta - Malaikat penjaga gunung pernah marah karena melihat kesedihan Rasulullah SAW setelah dakwah beliau mendapat penolakan. Ia sempat menawarkan untuk menimpakan dua gunung di Makkah dan itu diceritakan dalam Kitab 'Alam al-Mala'ikah al-Abrar & Alam al-Jinn wa asy-Syayathin karya Umar Sulaiman Abdullah Al-Asyqar dan diterjemahkan oleh Kaserun AS Rahman dengan bersandar pada hadits yang termuat dalam Shahih Bukhari dan Aisyah RA, ia bertanya kepada Nabi SAW, "Apakah engkau pernah mengalami hari yang lebih berat bagimu daripada Perang Uhud?" Rasulullah SAW menjawab, "Aku telah mendapatkan banyak hal dari kaumku. Hal yang paling berat yang pernah kualami dari mereka adalah pada hari Aqabah sebuah tempat di Mina. Hal itu ketika aku menawarkan dakwahku kepada Ibnu Abdi Yalail bin Kilal, tetapi ia tidak mau menerima apa yang aku pun berjalan dengan sangat sedih hingga baru tersadar ketika aku sudah berada di dekat Tsa'alib sebuah tempat di dekat Makkah. Aku melihat ke atas, ternyata ada segumpal awan yang memperhatikan dan ternyata di awan itu ada Malaikat Jibril yang memanggilku dan berkata, "Sesungguhnya, Allah telah mendengar ucapan kaummu terhadapmu dan bagaimana jawaban mereka terhadapmu. Allah telah mengutus malaikat penjaga gunung kepadamu agar engkau perintahkan apa yang engkau mau terhadap mereka."Selanjutnya, malaikat penjaga gunung memanggilku dan mengucapkan salam kepadaku. Ia berkata, "Wahai Muhammad, itu terserah apa yang engkau kehendaki. Jika engkau menghendaki, akan aku timpakan Gunung Akhsyabain dua gunung Makkah dan Mina."Nabi SAW menjawab, "Akan tetapi, aku berharap agar Allah menurunkan dari tulang sulbi mereka, orang yang mau menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya."Imam an-Nawawi menjelaskan dalam Kitab Riyadhus Shalihin, tawaran malaikat penjaga gunung tersebut tidak diterima Rasulullah SAW. Bahkan, beliau mendoakan semoga di antara keturunan kaumnya itu ada yang menjadi orang mukmin dan Kitab Syarah-nya, Imam an-Nawawi juga menjelaskan, Rasulullah SAW tidak pernah marah karena dirinya atau membalas penganiayaan yang mengenai tubuhnya. Sebaliknya, beliau selalu bersabar di jalan dakwah dan mencari ridha Allah SWT di balik peristiwa tersebut.

Ada12 dewa dan dewi Yunani Kuno yang berasal dari Gunung Olympus, 12 Suku Israel, 12 Rasul, 12 Imam setelah Muhammad. Dalam agama Buddha, kehidupan terdiri dari 12 tahap. Peluang apa pun yang akan muncul kepada Anda, itu akan sukses besar. Anda menerima dukungan penuh dari alam semesta dan para malaikat. Rangkullah apa yang ditawarkan
HARI itu Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam sedang berada di bilik sederhana sang istri tercinta, Aisyah binti Abu Bakar Al-Shiddiq, yang terkenal cerdas, lincah, dan memiliki spontanitas yang mengagumkan. Ia juga fasih berbicara dan berkarakter kuat sebagai hasil didikan Bani Makhzum, salah satu marga terkemuka di kalangan suku Quraisy. Setelah memperbincangkan berbagai hal, putri khalifah pertama dalam sejarah Islam itu bertanya kepada sang suami tercinta yang langka bandingannya, “Wahai Rasul! Apakah engkau pernah mengalami luka yang lebih parah daripada luka dalam Perang Uhud?” BACA JUGA 2 Amalan Manusia yang Tidak Bisa Ditiru Malaikat “A’isyah!” jawab Rasulullah Saw. kepada sang istri yang usianya lebih muda sekitar empat puluh lima tahun dengan beliau. “Sungguh, aku pernah mengalami penyiksaan oleh kaummu. Penyiksaan yang paling pedih kualami terjadi pada peristiwa Aqabah. “Kala itu aku mendatangi lbn Abd Yalil bin Abd Kulal. Namun, dia tidak mengacuhkan apa yang kuinginkan. Lalu, dengan gundah, aku berlalu. Setibanya di Qarn Al-Tsa’alib, kuangkat kepalaku ke atas. Tiba-tiba aku melihat Jibril di situ. Dia memanggilku dan mengatakan, Sungguh, Allah Swt. mendengar ucapan kaummu kepada-mu dan jawaban mereka kepadamu. Karena itu, Allah mengutus kepadamu malaikat yang mengurus gunung untuk diperintahkan menyiksa kaummu sesuai dengan kehen-dakmu.’ BACA JUGA Mengapa Isi Alquran Tidak Seluruhnya Ditafsirkan di Zaman Rasulullah? “Maka, malaikat yang mengurus gunung itu mendatangiku dan menyapaku, dan selepas mengucapkan salam kepadaku, dia berkata, Wahai Muhammad! Sungguh, Allah mendengar ucapan kaummu. Aku adalah malaikat yang mengurus gunung. Aku diperintahkan oleh Tuhanmu untuk mengurus gunung. “Aku diperintahkan oleh Tuhanmu untuk mendatangimu agar melaksanakan apa yang engkau perintahkan kepadaku. Lalu, apa yang engkau kehendaki? Kalau engkau mau, aku akan membenturkan dua gunung ini kepada mereka!’ Aku justru berharap agar Allah memunculkan, di antara anak keturunan mereka, orang-orang yang beriman kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun,’ jawabku.” Usai bertutur demikian, Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam kemudian menikmati rehat bersama istri tercinta yang terkenal sangat cemburu dengan Khadijah binti Khuwailid, istri pertama beliau. [] Sumber Mutiara Akhlak Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam 100 Kisah Teladan tentang Iman, Takwa, Sabar, Syukur, Ridha, Tawakal,Ikhlas, Jujur, Doa, dan Tobat/Karya Ahmad Rofi Usmani/Penerbit Mizania/2006 Makabangunlah Elia lalu makan dan minum, dan oleh kekuatan makanan itu ia berjalan 40 hari dan 40 malam lamanya sampai ke gunung Allah, yaitu gunung Horeb. Roti yang dibawa oleh malaikat Tuhan itu membuat kesegaran baru bagi Elia untuk bangkit dari putus asa dan tekanan. Tuhan tidak membiarkan Elia dalam tekanan dan putus asa, sehingga Ia
BISA dikatakan, kecintaan umat muslim kepada sang panutan Nabi Muhammad Saw merupakan cinta yang sejati. Bagaimana tidak, tanpa pernah bertemu, bertatap muka, kita bisa begitu menyayanginya, mengagumi sosoknya. Hanya melalui kisah-kisahnya tentangnya lah rasa rindu padanya bisa sedikit terobati. Kisah berikut mengisahkan tentang masa-masa yang amat membuat Rasulullah Saw begitu bersedih. Perasaan pilu tersebut melebihi kesedihannya ketika Rasul akan dibunuh pada perang Uhud. Bahkan Nabi mengatakan jika tidak ada yang paling menyedihkan dalam hidupnya selain hari itu. Ternyata kesedihan ini justru menjadi kemarahan malaikat penjaga gunung. Sampai-sampai, malaikat tersebut ingin mengangkat dua gunung lalu menghimpitkannya ke Kota Mekkah. Seperti apa kisahnya? Disebutkan dalam Shahih Bukhari Volume 4 hadist nomor 3231 Istri Rasulullah SAW Aisyah ra bertanya kepada Rasulullah SAW “Adakah hari dalam hidupmu yang lebih buruk dari pada hari perang Uhud?” Yang manakah hari terburuk dalam hidupmu? Rasulullah SAW menjawab, Ya, itu adalah hari Aqabah di Thaif. Ketika Rasulullah menyampaikan pesan Islam kepada penduduk Thaif, mereka justru menimpukinya dan mereka tidak mendengarkan pesannya dan mereka tidak mematuhi Rasulullah dan beberapa riwayat mengatakan mereka menimpukkinya dengan batu. Ini adalah hari terburuk dalam hidupnya. Lalu ketika Rasulullah berbaring dengan wajahnya menghadap matahari dan tiba-tiba Dia melihat segumpal awan kelabu meneduhi kepalanya. Dan ketika Beliau menengadah, Rasulullah melihat malaikat Jibril Malaikat Jibril berkata “Allah telah menyaksikan apa yang mereka lakukan kepadamu, dan bagaimana perlakuan mereka kepadamu. Jadi Allah telah mengutus malaikat penjaga gunung untuk membantumu,” Kemudian Malaikat Jibril memanggil malaikat penjaga gunung. Ketika malaikat penjaga gunung datang, Ia berkata kepada Rasulullah SAW, “Tuhanmu telah mengutusku, dan kami telah mendengar dan menyaksikan apa yang dilakukan orang-orang kepadamu. Perintahkanlah apa yang harus kulakukan. Apapun katamu akan ku lakukan. Apa kau ingin aku mengangkat dua gunung di Kota Mekkah? Sehingga orang-orang itu akan remuk karena terhimpit gunung itu?“ Rasulullah SAW menjawab “Tidak, aku lebih mengizinkan jika Allah SWT menjadikan keturunan dari orang-orang ini, generasi orang-orang setelah ini menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya” MasyaAllah, bayangkanlah Nabi bersabda bahwa ini merupakan hari terburuk dalam hidupnya. Bayangkan jika ini hari terburuk dalam hidup kita dan seseorang ingin menolongmu dan berkata “Aku dapat menghancurkan mereka” Tapi di sini Rasulullah menjawab “Jangan hancurkan mereka” Beliau justru menginginkan agar keturunanan mereka tidak mengikuti mereka dan beriman kepada Allah. Disebutkan dalam Shahih Bukhari Volume 8 hadist nomor 6397 bahwa seseorang menghampiri Rasulullah dan berkata “Penduduk Daus mereka tidak setuju dengan pesan Islam dan mereka menolak pesannya mengapa kau tidak mengutuk penduduk Daus ini?” Dan sahabat mengira bahwa sekarang Rasulullah akan mengutuk penduduk Daus. Tapi Rasulullah SAW justru berdoa kepada Allah “Ya Allah, tuntunlah penduduk Desa Daus sehingga mereka dengat dengan kami. Berilah hidayah, berilah petunjuk”. Dan Rasul tidak mengutuk mereka. Begitulah teladan Nabi, selalu sabar dalam segala kondisi. Hal ini tentu akan sangat sulit direalisasikan pada masa kini. Dimana sebagian kita, lebih memilih marah dan benci. []
Mendengarjanji-janji Malaikat itu, Nabi Muhammad s.a.w. yang penuh dengan sifat rahim dan belas kasihan pun berkata:"Walaupun orang-orang ini tidak menerima Islam, saya harap dengan kehendak Allah s.w.t., yang anak-anak mereka, pada satu masa nanti, akan menyembah Allah s.w.t.. dan berbakti kepadaNya." hal itu karena ia meyakini bahwa
Disebutkan dalam Shahih Bukhari Volume 4 hadist nomor 3231 Istri Rasulullah SAW Aisyah ra bertanya kepada Rasulullah SAW “Adakah hari dalam hidupmu yang lebih buruk dari pada hari perang Uhud?” Yang manakah hari terburuk dalam hidupmu?Rasulullah SAW menjawab, Ya, itu adalah hari Aqabah di Rasulullah menyampaikan pesan Islam kepada penduduk Thaif, mereka justru menimpukinya dan mereka tidak mendengarkan pesannya dan mereka tidak mematuhi Rasulullah dan beberapa riwayat mengatakan mereka menimpukkinya dengan batu. Ini adalah hari terburuk dalam ketika Rasulullah berbaring dengan wajahnya menghadap matahari dan tiba-tiba Dia melihat segumpal awan kelabu meneduhi kepalanya. Dan ketika Beliau menengadah, Rasulullah melihat malaikat Jibril Malaikat Jibril berkata“Allah telah menyaksikan apa yang mereka lakukan kepadamu, dan bagaimana perlakuan mereka kepadamu. Jadi Allah telah mengutus malaikat penjaga gunung untuk membantumu,”Kemudian Malaikat Jibril memanggil malaikat penjaga gunung. Ketika malaikat penjaga gunung datang, Ia berkata kepada Rasulullah SAW, “Tuhanmu telah mengutusku, dan kami telah mendengar dan menyaksikan apa yang dilakukan orang-orang kepadamu. Perintahkanlah apa yang harus kulakukan. Apapun katamu akan ku lakukan. Apa kau ingin aku mengangkat dua gunung di Kota Mekkah? Sehingga orang-orang itu akan remuk karena terhimpit gunung itu?“Rasulullah SAW menjawab “Tidak, aku lebih mengizinkan jika Allah SWT menjadikan keturunan dari orang-orang ini, generasi orang-orang setelah ini menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya”MasyaAllah, bayangkanlah Nabi bersabda bahwa ini merupakan hari terburuk dalam hidupnya. Bayangkan jika ini hari terburuk dalam hidup kita dan seseorang ingin menolongmu dan berkata “Aku dapat menghancurkan mereka” Tapi di sini Rasulullah menjawab “Jangan hancurkan mereka” Beliau justru menginginkan agar keturunanan mereka tidak mengikuti mereka dan beriman kepada dalam Shahih Bukhari Volume 8 hadist nomor 6397 bahwa seseorang menghampiri Rasulullah dan berkata “Penduduk Daus mereka tidak setuju dengan pesan Islam dan mereka menolak pesannya mengapa kau tidak mengutuk penduduk Daus ini?”Dan sahabat mengira bahwa sekarang Rasulullah akan mengutuk penduduk Daus. Tapi Rasulullah SAW justru berdoa kepada Allah “Ya Allah, tuntunlah penduduk Desa Daus sehingga mereka dengat dengan kami. Berilah hidayah, berilah petunjuk”. Dan Rasul tidak mengutuk teladan Nabi, selalu sabar dalam segala kondisi. Hal ini tentu akan sangat sulit direalisasikan pada masa kini. Dimana sebagian kita, lebih memilih marah dan benci.
Imankepada Qadha dan Qadar artinya kita yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah swt.Telah menentukan ketetapan setiap hambanya dengan sebaik-baiknya. Qadha’/Qadar menurut bahasa artinya keputusan, ukuran, peraturan, ataau ketetapan Allah Qadar artinya peraturan dan ketentuan Allah yang sudah ada sejak zaman azali.
Semua gunung yang ada di bumi dijaga oleh Malaikat. Tak hanya dijaga, Malaikat penjaga gunung juga bisa mengangkat sebuah gunung, dan menimpakan kepada satu kaum atau sebuah negeri. Begitu dahsyat kekuatan Malaikat yang diberikan oleh Allah SWT. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW pernah ditawari bantuan oleh Malaikat penjaga gunung untuk menghancurkan sebuah kaum. Namun, Rasulullah SAW tidak ingin ada kaum yang binasa dan negeri yang hancur, hanya karena mereka tidak mau taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Dalam al-Qur’an, terdapat sebanyak 35 kata gunung. Di Hari Kiamat nanti, gunung-gunung akan beterbangan seperti kapas atau bulu yang beterbangan. Artinya, gunung dengan tinggi dan besarnya di mata manusia, ternyata sangat kecil di mata Allah SWT. Kita juga mungkin bisa takjub dengan kekuatan para pendaki yang mampu mendaki semua gunung tertinggi di dunia. Mereka menjelajah semua pegunungan dengan tingkat rintangan dan kesulitan tinggi. Ternyata semua itu kecil bagi Allah dan para Malaikat-Nya. Karena itu, perlu kita mengkaji untuk megetahui Malaikat-Malaikat utusan Allah sebagai bentuk penguatan keimanan, dan tak mudah takjub dengan kekuatan dan kemampuan manusia. Kekuatan Allah jauh di atas segalanya. Bahkan, kekuatan yang diberikan kepada Malaikat saja, ternyata sungguh jauh lebih dahsyat dibanduingkan apa yang dimiliki manusia. Dalam tulisan ini, akan dibahas mengenai Malaikat penjaga gunung, yang juga ditulis dalam Kitab Akidah dan Rukun Iman karya Dr Umar Sulaiman al-Asyqar. Dalam serialnya, pembahasan Malaikat dikupas dalam satu kitab. Begitu pentingnya kita mempelajari tentang Malaikat, sehingga dengan membaca satu tulisan saja pasti tidak cukup. Dalam hadist yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, menceritakan, Allah SWT pernah mengutus Malaikat penjaga gunung kepada hamba dan Rasul-Nya, Muhammad SAW. Malaikat itu menawarkan kepada Beliau bantuan untuk membinasakan penduduk Makkah. Dalam shahih Bukhari No. 3231 dan Muslim No 1795, terdapat sebuah riwayat dari Aisyah ra, ia pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, “Apakah engkau pernah merasakan hari yang lebih dahsyat daripada Perang Uhud?” Beliau menjawab “Aku pernah mengalami cobaan dari kaummu dahulu. Cobaan terberat terberat yang aku alami dari mereka adalah pada waktu peristiwa Aqabah nama sebuah tempat di Mina, Makkah.” Saat itu, aku meminta bantuan kepada Ibnu Abdul Yalil bin Abdu Kulal, namun ia enggan memenuhi permintaanku. Aku pun melanjutkan perjalananku. Ketika aku sangat gelisah sehingga aku tidak tahu lagi kemana arah yang harus kutuju. Akhirnya aku sampai di Qarnuts Tsa’alib wilayah dekat Makkah. Di sana aku mengangkat kepalaku ke langit, ternyata ada sebuah gumpalan awan yang memanggilku lalu berkata “Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan kaummu kepadamu dan penolakan mereka terhadap dirimu. Dan Allah telah mengutus Malaikat penjaga gunung agar engkau memerintahkannya sekehendakmu untuk membalas perbuatan mereka.” Malaikat penjaga gunung memanggilku, mengucapkan salam kemudian berkata “Wahai Muhammad! Perintahkanlah kepadaku sekehendakmu, jika engkau mau, aku akan menimpakan kedua gunung ini kepada mereka. Yaitu gunung Abu Qubays dan al-Ahmar serta dua gunung di Mina. Namun, Nabi berkata “Tidak, tetapi aku berharap Allah menjadikan dari anak keturunan mereka orang-orang yang hanya menyembah Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apa pun”. Dalam hadist tersebut, menunjukkan kepada kita bahwa betapa kuat dan dahsyatnya Malaikat penjaga gunung. Malaikat punya kemampuan mengangkat dua gunung besar sekaligus dan mampu menimpakannya kepada satu kaum atau sebuah negeri. Lalu, dengan kekuatan kita yang terbatas ini, apa yang hasrus disombongkan? Perlu juga dipahami, Malaikat penjaga gunung tidak berarti ia bertugas untuk menjaga gunung agar manusia tidak merusak. Kata para ulama, hakikat tugas Malaikat yang ada di gunung, tidak ada penjelasan rinci mengenai hal tersebut. Maka cukup bagi kita untuk mengimani bahwa Allah telah menempatkan Malaikat di setiap gunung, taat dan tunduk terhadap apa pun perintah Allah kepada mereka. Faidah atau hikmah lain dari hadist di atas, menunjukkan bahwa Nabi SAW bukanlah seorang pendendam, bukan pula orang yang suka berputus asa. Rasulullah SAW lebih suka mendoakan dan meminta kepada Allah agar orang-orang yang menyakiti dan membangkang kepadanya, diberi hidayah. Pertama, hadist ini menerangkan betapa dahsyatnya penderitaan Nabi saat berdakwah dan memanggil kaumnnya ke dalam Islam. Nabi tak hanya menerima fitnah dan caci makian, tetapi sampai pada kezaliman secara fisik seperti pelemparan, serta teror dan ancaman pembunuhan. Begitu dahsyatnya penderitaan yang dialami Nabi, namun beliau tetap sayang kepada sesama. Kedua, hadist ini menjelaskan betapa teguh, tangguh, dan sabarnya Rasulullah dalam berdakwah. Bahkan, beliau menujukkan rasa sayang kepada ummatnya. Kalau bukan karena rasa kasih dan sayang, maka hancurlah ummat saat itu, seperti dikisahkan dalam hadits di atas. Ini adalah sebuah kenikmatan, di mana Allah mengutus Nabi yang sangat penyayang. Beliau disakiti, malah dibalas dengan doa dan kebaikan. Ketiga, dari hadits tersebut, para ulama menyatakan kepada para pendakwah, mubaligh, ustadz, atau dai. Mereka seharusnya mengikuti tuntunan Nabi dalam berdakwah, ceramah, dan menyampaikan risalah Allah. Mereka harus bersikap lemah lembut rifqun linnass, penyayang rahmah, dan bersungguh-sungguh bi hartsi alaihim meginginkan kebaikan bagi umat yang didakwahi, Ini adalah karakterisitik ahlussunnah wal jamaah, yaitu, paling tahu tentang kebenaran dan paling penyayang kepada sesama manusia. Sabda Nabi, “Laa yu’minu ahadukum hattaa yuhibba li-akhihi kamaa yuhibbu linafsihi”, maksudnya, tidak beriman seseorang sebelum ia mencintai kebaikan kepada orang lain sebagaimana ia mencintai kebaikan bagi dirinya sendiri. Kebaikan tertinggi dalam Islam adalah hidayah, taat, taqwa, dan iman kepada Allah SWT. Wallahu a’lam. Aza Rasulmembawa seluruh nama malaikat dan nama ummatnya untuk mendapatkan dan termuliakan dengan salam Allah kepada beliau, Rasul membagikan salam itu kepada seluruh nabi, rasul, malaikat dan ummatnya dengan jawaban : “ salam sejahtera untuk kami ( bukan untukku semata) dan para hamba Allah yang shalih ”, semua dibawa oleh Rasul DARi Aisyah radhiyallahu anha, bahwasanya dia pernah bertanya kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam, “Apakah engkau pernah melewati merasakan suatu hari yang lebih berat dibandingkan hari perang Uhud?” Beliau shallallahu alaihi wasallam menjawab, “Sungguh aku banyak merasakan gangguan perlakuan jahat dari kaummu. Dan gangguan paling berat yang datang dari mereka adalah ketika kejadian pada hari Al-Aqabah ketika aku menawarkan diriku kepada Ibnu Abdi Yalil bin Abdi Kulal namun dia tidak mau memenuhi keinginanku. Lalu aku pergi dengan wajah sedih, aku tidak sadar kecuali aku telah berada di Qarnu ats-Tsa’aalib. BACA JUGA Betis Abdullah bin Mas’ud Lebih Berat daripada Gunung Uhud “Aku mengangkat kepalaku ternyata aku berada di bawah awan yang menaungiku, dan ternyata di atasnya ada Jibril alaihissalam, lalu dia memanggilku seraya berkata, Sesungguhnya Allah mendengar ucapan kaummu terhadapmu dan apa bantahan mereka kepadamu. Dan Dia Allah telah mengutus kepadamu Malaikat penjaga gunung, untuk kamu perintahkan sesuai kehendakmu terhadap mereka.’ “Kemudian Malaikat penjaga gunung memanggilku, lalu memberi salam kepadaku kemudian berkata, Wahai Muhammad, apa yang kamu inginkan katakanlah. Jika kamu ingin aku akan timpakan kepada mereka dua gunung Akhsyab niscaya akan aku lakukan.’ BACA JUGA Bahkan Gunung dan Hewan pun Selalu Bertasbih Kepada Allah “Maka Nabi sallallahu alaihi wasallam menjawab, Tidak aku tidak ingin itu, akan tetapi aku berharap kepada Allah bahwa akan terlahir dari tulang sulbi mereka orang-orang yang menyembah Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.” HR. Al-Bukhari no. 3059 dan Muslim no. 4754 dan redaksi ini ada dalam Shahih al-Bukhari. [] Rasulmengaminkan doa Malaikat Jibril memasukkan orang ini ke neraka. Rasul mengaminkan doa Malaikat Jibril memasukkan orang ini ke neraka. Jago Dangdut; 100KPJ; Intip Seleb; Malaikat Jibril & Rasulullah Doakan Tiga Orang Ini ke Neraka 11 Juli 2016 | 10:34 WIB Oleh : wiwiksetiawati Photo :
HARI itu Rasulullah ﷺ sedang berada di bilik sederhana sang istri tercinta, Aisyah binti Abu Bakar Al-Shiddiq, yang terkenal cerdas, lincah, dan memiliki spontanitas yang mengagumkan, di samping fasih berbicara dan berkarakter kuat sebagai hasil didikan Bani Makhzum, salah satu marga terkemuka di kalangan suku Quraisy. Setelah memperbincangkan berbagai hal, putri khalifah pertama dalam sejarah Islam itu bertanya kepada sang suami tercinta yang langka bandingannya, “Wahai Rasul! Apakah engkau pernah mengalami luka yang lebih parah daripada luka dalam Perang Uhud?” BACA JUGA Malaikat Penyiksa, Siapa Dia? “A’isyah!” jawab Rasulullah ﷺ kepada sang istri yang usianya lebih muda sekitar empat puluh lima tahun dengan beliau. “Sungguh, aku pernah mengalami penyiksaan oleh kaummu. Penyiksaan yang paling pedih kualami terjadi pada peristiwa Aqabah. Kala itu aku mendatangi lbn Abd Yalil bin Abd Kulal. Namun, dia tidak mengacuhkan apa yang kuinginkan. Lalu, dengan gundah, aku berlalu. Setibanya di Qarn Al-Tsa’alib, kuangkat kepalaku ke atas. Tiba-tiba aku melihat Jibril di situ. Dia memanggilku dan mengatakan, Sungguh, Allah Swt. mendengar ucapan kaummu kepada-mu dan jawaban mereka kepadamu. Karena itu, Allah mengutus kepadamu malaikat yang mengurus gunung untuk diperintahkan menyiksa kaummu sesuai dengan kehen-dakmu.’ “Maka, malaikat yang mengurus gunung itu mendatangiku dan menyapaku, dan selepas mengucapkan salam kepadaku, dia berkata, Wahai Muhammad! Sungguh, Allah mendengar ucapan kaummu. Aku adalah malaikat yang mengurus gunung. Aku diperintahkan oleh Tuhanmu untuk mengurus gunung. Aku diperintahkan oleh Tuhanmu untuk mendatangimu agar melaksanakan apa yang engkau perintahkan kepadaku. Lalu, apa yang engkau kehendaki? Kalau engkau mau, aku akan membenturkan dua gunung ini kepada mereka!’ BACA JUGA Tatkala Hasan dan Husain Tidur di Bawah Naungan Sayap Malaikat Aku justru berharap agar Allah memunculkan, di antara anak keturunan mereka, orang-orang yang beriman kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun,’ jawabku.” Usai bertutur demikian, Rasulullah ﷺ kemudian menikmati rehat bersama istri tercinta yang terkenal sangat cemburu dengan Khadijah binti Khuwailid, istri pertama beliau. [] Sumber Mutiara Akhlak Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam 100 Kisah Teladan tentang Iman, Takwa, Sabar, Syukur, Ridha, Tawakal,Ikhlas, Jujur, Doa, dan Tobat/Karya Ahmad Rofi Usmani/Penerbit Mizania/2006
Salahsatu ibadah yang sangat sering dianjurkan oleh para guru untuk dilakukan oleh para muridnya adalah memperbanyak bacaan shalawat kepada Rasulullah Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam. Ini perlu mengingat banyaknya keistimewaan shalawat yang tidak dimiliki oleh amalan-amalan selainnya.
Jakarta - Rasulullah SAW mendapatkan berbagai perlakuan tidak menyenangkan dari kaum kafir Quraisy semasa berdakwah. Sampai-sampai malaikat penjaga gunung marah melihat perbuatan tersebut diceritakan Fuad Abdurahman dalam buku 115 Kisah Menakjubkan dalam Kehidupan Rasulullah SAW. Fuad menceritakan, perlakuan tidak menyenangkan tersebut semakin menjadi-jadi setelah paman Rasulullah, Abu Thalib, dan istrinya, Khadijah, meninggal dunia. Ditambah berakhirnya boikot kaum Quraisy terhadap Bani Hasyim selama tiga kematian dua sosok pelindungnya itu, kaum kafir Quraisy semakin leluasa berbuat jahat dan menyakiti Nabi Muhammad SAW. Mereka melakukan berbagai hal untuk mengusik dan menyakiti Rasulullah jarang Rasulullah SAW harus mendapat lemparan kotoran yang mengenai kepalanya saat ia salat di dekat Kakbah. Setiap kali beliau mendapatkan perlakuan buruk seperti itu, Fatimah putri Rasulullah SAW datang membersihkan kotoran tersebut sambil buruk kaum kafir Quraisy tersebut semakin menjadi-jadi. Tak hanya kepada Rasulullah SAW, bahkan para sahabat juga mendapat perlakuan SAW akhirnya memutuskan untuk pergi ke Thaif dan berharap para pemuka Bani Tsaqif mau menolongnya dan memberinya perlindungan. Namun, setibanya di sana, mereka justru memperlakukan Rasulullah SAW dengan begitu mengolok-olok, mengejar, bahkan melempari beliau dengan batu hingga membuat kaki beliau terluka dan berdarah. Kemudian, Rasulullah SAW berlindung di kebun milik Utbah ibn Rabiah, salah seorang tokoh tradisi Arab, orang yang masuk ke pekarangan orang lain dianggap telah mendapat perlindungan dari si pemilik mengusap keringat dan menyeka darahnya, Rasulullah SAW berdoa kepada Allah SWT. "Ya Allah, hanya kepada-Mu kuadukan lemahnya kekuatanku, sedikitnya upayaku, dan hinanya pandangan orang kepadaku. Wahai Yang Maha Penyantun, Engkaulah Tuhanku dan Tuhan orang-orang yang tertindas. Kepada siapa Engkau akan serahkan aku? Kepada orang asing yang memperlakukanku dengan jahat, ataukah kepada saudara jauh yang mengusirku?"Tak berselang lama, Malaikat Jibril turun dan berkata, "Hai Muhammad, Tuhanmu menyampaikan salam kepadamu. Dan malaikat yang mengurus gunung-gunung telah diperintahkan oleh Allah untuk mematuhi semua perintahmu. Ia tidak akan melakukan apa pun, kecuali atas perintahmu."Malaikat penjaga gunung berkata, "Sesungguhnya Allah telah memerintahkanku untuk berkhidmat kepadamu. Jika kau mau, biar kujatuhkan gunung itu kepada mereka. Jika engkau mau, akan kulempari mereka dengan bebatuan. Dan jika engkau mau, akan kuguncangkan bumi di bawah kaki mereka."Rasulullah SAW pun menjawab, "Hari Malaikat Gunung, aku datang kepada mereka karena berharap mudah-mudahan akan keluar dari keturunan mereka orang yang mengucapkan laa ilaaha illallaah tiada Tuhan selain Allah."Kemudian, malaikat penjaga gunung berkata, "Engkau seperti disebutkan oleh Tuhanmu sangat penyantun dan penyayang." Simak Video "Menapaki Gunung Kerinci Si Atap Sumatra" [GambasVideo 20detik] kri/erd
.
  • gszyxsh253.pages.dev/865
  • gszyxsh253.pages.dev/298
  • gszyxsh253.pages.dev/2
  • gszyxsh253.pages.dev/916
  • gszyxsh253.pages.dev/669
  • gszyxsh253.pages.dev/486
  • gszyxsh253.pages.dev/118
  • gszyxsh253.pages.dev/396
  • gszyxsh253.pages.dev/758
  • gszyxsh253.pages.dev/23
  • gszyxsh253.pages.dev/680
  • gszyxsh253.pages.dev/413
  • gszyxsh253.pages.dev/989
  • gszyxsh253.pages.dev/606
  • gszyxsh253.pages.dev/13
  • apa yang ditawarkan malaikat gunung kepada rasulullah